Sudah tiga hari berlalu dan Haechan baru bisa masuk ke kampus, membuat heboh teman-temannya, yang tiga itu kok bukan semua temen kelasnya.
"Akhirnya Lo masuk juga, gila enak banget berasa kampus sendiri." Yangyang menggelengkan kepalanya, bukannya apa dia juga mau seperti Haechan ini, tidak masuk 3 hari.
"Enak apanya nyuk, gue tersiksa, Lo kata gue gak kuliah leha-leha di rumah, ya iya sih tapi nahan sakit anjing." Haechan mendengus, seperti biasa, menarik segelas minuman entah punya siapa.
"Chan gue kena covid!"
Haechan yang sudah terlanjur meminumnya menatap Renjun dengan tatapan paling tajam, "Lo kalo gak mau ngasih jangan begitu dong Njun! Lo beneran kena?!"
"Gak lah anjing, kalo iya udah di isolasi gue gak keliaran gini." Renjun terkekeh, menyodorkan kembali gelas minumannya pada Haechan, kasihan juga, siapa tahu Haechan habis lari dari apart ke kampus mereka kan, makanya kehausan begini.
"Lo sakit apa sih? Parah gak?" Tanya Jaemin yang berhasil mengundang tatapan dari ketiganya, mereka keheranan, teman mereka yang satu ini memang polos atau goblok.
"Pantat! Pantat gue sakit." Jawab Haechan apa adanya, tidak ada sensor-sensor kembali. Manusia seperti Jaemin memang harus di to the point kan.
"Hah? Pantat? Emang sakit apaan di pantat?"
Ketiganya hanya dapat terdiam, menundukkan kepala, tak habis pikir dengan Jaemin, sebenernya selama ini Jaemin berteman dengan siapa sih? Kenapa jadi begini?!
"Ihhh Lo ambeyen Chan?" Tanya Jaemin dengan nada berbisik, matanya bahkan melirik kekanan dan kekiri, takut-takut jika nanti ada yang mendengar perkataannya.
Haechan sendiri sudah menarik nafasnya dalam-dalam, mencoba untuk sabar. "Na, Lo punya temen selain kita ya?"
"Engga, temen gue cuma kalian."
"Terus kenapa Lo berubah polos gini?"
"Hah? Enggaklah, gue beneran nanya sakit di daerah pantat apaan, ya kalo engga ambeyen apalagi?"
"Udah beneran bego ini anak." Kata Renjun sambil menyenderkan punggungnya di bangku kantin. Sedangkan Yangyang sudah menelungkup kan wajahnya dalam-dalam.
"Udah ya Na, gue capek banget. Males mau jelasin, mendingan Lo gue kasih link dari bapaknya Renjun mau?"
Renjun yang bapaknya dibawa-bawa langsung saja menoleh, "kok bapak gue sih?"
"Udah diem aja, hustt!"
"Gak ah, kan bapaknya Renjun link nya 21+ semua." Setelah mengatakan hal tersebut kedua mata Jaemin lantas membesar, menatap Haechan dengan tatapan tak percaya.
"Lo sakit gara-gara begituan ya Chan?"
Haechan menepuk jidatnya, ia melirik kearah Renjun, "baru ngeh dia Njun, temen siapa? Gue nyerah jadi temen dia, beneran inii!!"
"Sama gue juga."
"Gue juga sih." Yangyang kembali menjatuhkan kepalanya, benar-benar lelah dengan kebodohan temannya ini.
🔹🔹🔹
Siang ini Mark sedang makan di kantin bersama dengan teman-temannya yang lain. Menatapi handphone miliknya yang memperlihatkan wajah Haechan yang sedang makan tempo hari.
"Gue mencium Bau bau kebucinan seorang Mark Jung." Lucas dengan segala tingkah absurd miliknya bergaya seolah mencium Bau bau yang ia maksud.
Mark sendiri yang masih menatapi handphone miliknya hanya melirik si bongsor itu sekilas. Lalu kembali melihat kearah layar handphonenya, tapi kali ini ia mengirim pesan pada Haechan. Menyuruh anak itu untuk ke kantin dan makan meskipun mereka tidak makan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
FanfictionYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...