86

46.5K 4.7K 687
                                    

"BABA ANAKNYA MANA, YA TUHAN GAK ADA!" Haechan sudah heboh pagi-pagi sekali, hal itu di karenakan ia tidak menemukan sang anak di tempat tidur. Juga, saat ia bertemu Mark di dapur tadi dengan mata terpejam, Chenle tak berada di gendongan suami nya itu.

"Eiit di sini anak Mama." Haechan terkikik ketika menemukan Chenle berada di ujung sekali. Masih terlelap, sama sekali tak terganggu dengan teriakan membahana milik sang Mama.

Mark yang sudah lumayan segar tak seperti tadi melirik kearah Haechan yang saat itu menciumi wajah sang anak dengan brutal. Menggeleng, Mark sampai terkekeh karena Chenle tetap tenang dalam tidurnya.

"Sayang, ngomong-ngomong ini hari apa?"

"Senin." Jawab Haechan yang sudah berhasil membangun Chenle, bayi 6 bulan itu sedang mengucek matanya. Menatap lucu kearah Mark juga Haechan.

"Oh iya, ini memang hari Senin. Maksudnya, tanggal berapa?" Tanya Mark lagi dengan wajah penuh harap kepada Haechan.

"2 Agustus." Jawab Haechan tanpa hambatan.

Mark yang mendapatkan jawaban seperti itu memudarkan senyum penuh harapnya, "gak inget ini hari apa?"

"Tadi kan aku udah bilang, hari Senin. Ih do-" seketika Haechan menghentikan ucapannya, melirik kearah Chenle yang ternyata juga sedang melihat kearahnya. Padahal Haechan tadi ingin mengatai Mark dengan sebutan 'dodol' tapi tidak jadi.

Mark mendengus, ia lalu segera mengambil handuk miliknya. Ingin segera mandi karena jadwalnya kuliah pagi ini padat sekali, maklum Mark sudah akan segera lulus. Kalau Haechan mungkin tahun depan, ya doakan saja ia memang bisa lulus tepat pada waktunya.

Haechan sendiri hanya melihat kearah Mark sampai suaminya itu hilang di balik pintu kamar mandi. Melihat kembali kearah Chenle yang sudah duduk di atas pangkuannya. Mode manja akan segera tiba, kebiasaan anak itu kalau bangun tidur pasti memeluk Haechan terlebih dahulu, mendusalkan wajahnya pada dada sang Mama, lalu setelahnya barulah Chenle yang aktif akan muncul setelahnya.

"Baba ngambek dek, hust diem aja ya Baba kamu ulang tahun nih." Haechan lagi-lagi terkikik saat berbicara dengan anaknya, yang mana Chenle sendiri tanggapi dengan sebuah senyuman yang menunjukkan gusi juga beberapa giginya yang sudah mulai tumbuh.

"kamu gak cukuran ya?" Tanya Haechan ketika Mark sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk terlilit di pinggang kokohnya.

Mark menggeleng, ia mana sempat melakukan hal itu. Karena biasanya Haechan lah yang melakukan itu untuknya, padahal dulu sebelum ia menikah dengan Haechan sendiri, Mark mencukur kumis tipis itu sendiri. Tapi sekarang, entahlah, rasa malas selalu timbul dalam dirinya kalau menyangkut tentang kumis tipis miliknya.

"Yaudah sini aku cukurin." Kata Haechan, ia lalu mengangkat Chenle kedalam gendongannya, memberikan balita itu kearah Mark dan Mark sendiri dengan sigap mengambilnya.

Menuju kearah kamar mandi dan berhenti di depan wastafel, Haechan sudah lebih dulu mengambil alat cukur beserta shaving foamnya. Menyemprotkan busa tersebut di sekitar mulut sang suami, sangat fokus sampai membuat Mark terkekeh. Dengan jahilnya Mark memajukan wajahnya, mencium Haechan tepat pada bibirnya sehingga membuat busa tersebut terkena hidung juga bibir Haechan sendiri.

"Baba!" Protes Haechan, ia mengelap mulutnya yang terkena busa tersebut, memberut kesal karena kegiatannya di ganggu.

Melirik kearah Chenle yang menunjukkan senyum manisnya. Haechan lalu ikut terkekeh melihatnya. Kembali fokus pada kumis juga jenggot tipis milik suaminya.

"Kamu lucu banget sih." Ujar Mark tiba-tiba, yang mana membuat Haechan mencebikkan bibirnya.

"Diem sih, nanti bibir kamu aku cukur."

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang