28 (🔞)

127K 7.5K 1.1K
                                    

Haechan kepanasan, tubuhnya terasa terbakar. Matanya menatap gelisah, juga daerah selatannya nyeri, sakit dan ingin di puaskan. Dirinya ini kenapa? Apa yang Mark berikan padanya tadi? Kenapa setelah 10 menit berlalu ini lah yang terjadi padanya sekarang. Rasanya ingin menangis karena merasakan dirinya tersiksa.

"Eunghh~ gue kenapa?" Katanya sembari mencengkram seprei kasur. Matanya langsung tertuju pada Mark ketika laki-laki itu baru saja memasuki kamar kembali dengan sekaleng soda ditangan kirinya sedangkan di tangan kanannya terselipkan satu batang rokok.

Mark yang baru saja kembali lantas melirik jam dinding yang terletak di dekat jendela. "Udah 10 menit rupanya." Katanya sambil tersenyum miring. Ia meletakkan kaleng soda tersebut diatas nakas. Ingin bermain-main terlebih dahulu dengan Haechan.

"Hmpthhh." Haechan melenguh ketika Mark menarik tengkuknya dan menyatukan bibir mereka. Mereka saling melumat dengan dalam satu sama lain, Mark kali ini sangat intens memainkan bibir berisi milik Haechan yang ia ketahui sehabis di cium oleh laki-laki lain.

Mark kesal, namun juga gemas. Alhasil ia juga menggigiti bibir Haechan karena rasa gemasnya tersebut, si empunya hanya bisa melenguh pasrah dibuatnya. Bahkan Haechan terlihat sangat menikmati lumatan demi lumatan yang Mark berikan. Membuka mulutnya saat lidah sang suami meminta izin untuk masuk, mengajak dirinya untuk berperang lidah. Mereka saling melilit, cumbuan yang dipenuhi akan gairah yang sangat menggebu. Namun Mark kembali pada tujuan awalnya, ia melepaskan tautan tersebut sehingga membuat Haechan protes. Matanya yang sayu menunjukkan bahwa ia ingin segera menyatukan kembali bibir mereka.

"Markhh mau lagi, Mark gue kenapa? Panash." Ringisnya sambil sesekali mendesah.

"Hukuman karena Lo udah asal ngomong plus ciuman sama orang lain, gue ngasih Lo obat perangsang." Kata Mark enteng. Tak ada rasa bersalah di wajah Mark yang sialnya tampan itu.

Haechan menggeliat, ia butuh sentuhan Mark lagi, tubuhnya bertambah panas dan sakit ketika tidak mendapatkan apa yang ia mau. Ia tidak perduli tentang obat itu, yang ia mau hanya sentuhan dari Mark Jung, atau suaminya itu. Haechan benar-benar tersiksa dan ingin mati rasanya jika Mark tidak menyentuhnya dengan segera.

"Tolngin gue, panash Mark.. shhh sakit eunghh~." Haechan kembali menggeliat juga mendesah, melihat bagian bawahnya yang terasa nyeri bukan main.

Sedangkan yang di mintai bantuan malah terkekeh, senyum tipis nan puas ia sematkan di bibir tipis itu. "Puasin diri Lo sendiri baru gue mau bantuin Lo."

Haechan awalnya tak fokus, ia sudah sangat kepanasan sekarang. Apalagi Mark dengan main-main menyentuh daerah sensitifnya yang mana membuat sensasi nikmat dan juga rasa sakitnya hilang. Haechan mau lagi sentuhan itu, tapi sialnya ia harus bermain solo dulu, memuaskan dirinya agar Mark mau menyentuh dirinya kembali.

Maka dengan gerakan gelisah Haechan membuka baju kemeja miliknya, ia kesampingkan rasa malu dan gengsi atau apapun itu, yang ia mau hanyalah mengenyahkan rasa sakit dan aneh pada tubuhnya. Haechan mendesah ketika ia mainkan nipplenya sendiri. Memutar, menekan juga memelintir nipple yang telah mencuat tersebut.

Mark sendiri yang melihatnya hanya tersenyum tipis sambil menyesap rokoknya dengan nikmat, sesekali juga meminum soda miliknya, bukankah pertunjukan dihadapannya ini sangat-sangat luar biasa? Sayang untung dilewatkan bukan.

Kembali pada Haechan yang kini sedang mencoba membuka celana miliknya, ia ingin membebaskan miliknya yang sudah pasti menegang dengan sempurna. Dan benar saja, milik Haechan langsung saja berdiri seolah menantang Mark yang sedang intens memperhatikan. Mark terkekeh, Haechan sudah benar-benar tegang dan bahkan cairan spektrum sudah terlihat di ujung kejantanan milik istrinya itu. 

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang