"Iya Ma.."
"Iya nanti kita pasti pergi kok"
"Iya Ma"
"Iya"
Pip
Haechan menatap Mark penasaran, Mark jawab iya-iya aja, jadi bagaimana Haechan tidak penasaran coba?
"Apa kata Mama?" Tanyanya pada Mark yang sedang duduk sambil meminum sekaleng Coca-Cola.
"Mama bilang iya, dia gapapa kalo kita belum mau pergi, tapi harus ada honeymoon."
"Titik?"
Mark hanya mengangguk, kemudian dia berdiri, melempar kaleng kosong tersebut ke kotak sampah kecil disudut pagar.
"Mau kemana?"
"Biasa"
"Club?"
Mark mengangguk kembali, melihat Haechan dengan tatapan bertanya miliknya, "kenapa?"
"Mau ikut.. boleh gak?"
Mark menggeleng, "diem dirumah, gue pulang subuh, ribet kalo ngajak lo"
Haechan lantas memberut, kemudian mengangguk, ia membiarkan Mark berjalan menjauh, sedangkan ia sendiri memilih duduk ditempat Mark duduk tadi. Menikmati semilir angin malam yang menusuk hingga ketulang.
Matanya menatap langit yang terhiaskan bintang malam ini, seakan menemani malamnya yang sepi.
"Ternyata ditolak itu gak enak ya, buset dah malang banget idup gue." Haechan menghembuskan nafasnya pelan. Ia menaikkan kaki miliknya keatas kursi, memeluk lututnya sendiri.
Haechan berpikir sekarang ia bukan lagi remaja 21 tahun yang sedang sibuk kuliah dan asik foya-foya, ia sudah berada di tanggungan orang lain, namanya bahkan sudah berpindah KK sekarang.
Orang menanggung hidupnya, ia juga menanggung hidup suaminya. Ya meskipun tidak menafkahi setidaknya ia harus menjadi pasangan yang baik untuk Mark kan? Tidak mungkin sampai seterusnya ia selalu seperti ini bukan.
Kenapa ditinggal Mark malam ini rasanya begitu sepi? Menyesakkan dan segala hal tentang sendiri berkumpul mengelilinginya. Menghembuskan nafas panjang Haechan memilih untuk masuk saja, ia akan tidur. Tidak ada agenda untuk keliar juga malam ini.
🔹🔹🔹
Pukul 1 malam Haechan benar-benar terjaga, tidak bisa tidur bahkan hanya memejamkan mata saja ia tidak bisa, wattnya masih besar sekali. Sudah berbagai upaya ia lakukan tapi hasilnya tetap nihil. Haechan tidak bisa tidur!
Ada yang bisa kasih saran? Sumpah Haechan mengantuk sekali, tapi ya itu gak bisa tidur.
"Mark lagi apa ya?" Tanyanya sendiri, ia menerawang apa yang sedang suaminya itu lakukan.
"Gue telpon aja kali ya?" Tanyanya lagi.
"Iya deh gue telpon aja." Putusnya kemudian, Haechan mencari nomor Mark yang ia simpan di handphone miliknya. Saat panggilan tersebut tersambung Haechan diam, kata-kata yang ingin ia keluarkan tak dapat suarakan.
"Ini siapa? Marknya mana?"
"Mark? Dia lagi tanding, lo siapanya?"
"Tanding? Tanding apa?"
"Tsk, gue tutup ya, lo gak penting"
Pip
Panggilan terputus, Haechan menatap layar handphone dengan tatapan tidak suka.
"Judes banget sih jadi cewek," gumamnya.
"Cari pacar yang beneran dikit sih, galak ih gak suka gue" meletakkan handphonenya secara asal-asalan, Haechan menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut, ia mau tidur saja, terserah bisa atau tidaknya. Yang penting gak jadi kesel, titik.
🔹🔹🔹
Keesokan paginya Haechan bangun pukul 6 pagi, merenggangkan tubuh lalu dengan cepat ia berdiri, tak menghiraukan Mark yang masih tidur sambil memeluk dirinya.
"mau kemana? Disini aja dulu"
Haechan menjijik, sok-sok sekali ya Mark Jung ini, coba saja semalam siapa yang bilang dia ngeribetin?
"Apaan sih, gak usah manja lo jijik gue." Haechan menjauhkan tangan Mark dari perutnya. Melenggang kearah kamar mandi untuk membersihkan diri. Namun urung sebab Mark kembali memanggilnya.
"Gue sakit Chan"
Haechan menoleh keasal suara lirih milik Mark, melihat Mark dengan tatapan meneliti, apakah Mark berbohong atau tidak, alhasil Haechan maju, ia menyentuh kening Mark yang memang terasa hangat.
"Kenapa bisa? Semalem perasaan masih bugar aja kan?"
Mark tak memberikan respon selain menggeleng, ia malah menarik Haechan untuk masuk kedalam pelukannya.
"Butuh kehangatan, bukan omelan." Ujarnya, kepalanya ia tumbukan pada pucuk kepala milik Haechan.
"Gue ada kuliah"
"Gue juga"
"Ya minggir, gue mau kuliah"
"Gak usah, sama gue aja"
"Lo gila ya?" Haechan menatap Mark dengan tatapan sinis, enak saja main suruh gak usah kuliah, gak orang tua, gak mertua, ini lagi satu punya suami suka bikin Haechan naik darah.
"Tsk, kelonan sana sama pacar lo, jangan sama gue, gue sibuk!"
"Ngapain? Yang halal ada kok milih sama yang haram"
"Sialan ya lo." Haechan mendengus sedangkan Mark tertawa, tak ada lagi obrolan setelahnya. Haechan yang diam sambil memikirkan banyak hal dikepalanya, begitu pula dengan Mark yang memejamkan mata sambil mendekap tubuh Haechan, istrinya.
Terkadang Haechan merasa bingung, kenapa mereka bisa tidak secanggung pasangan yang baru bertemu? Seolah-olah mereka ini sudah kenal sangat lama sekali. Oh astaga, sex memang mengubah segalanya(?)
Lucu sekali ya hubungan mereka ini, dijodohkan, dekat karena Haechan mempermainkan sebuah permainan konyol yang berujung ia sendiri yang waktu itu tidak bisa jalan sampai tiga hari. Jujur, Haechan sempat memikirkan bagaimana kehidupan rumah tangga mereka nantinya? Apakah berujung diperceraian atau menuju masa tua yang bahagia?
Serius, Haechan pernah memikirkan hal semacam itu, begini-begini Haechan masih punya pikiran lah, setidaknya ia harus tau kalau nanti Mark mengajaknya bercerai dia bisa siap. Pasang tameng duluan sebelum ia memberikan Mark hatinya dengan cuma-cuma, eits. Ya siapa tahu nanti ia jatuh cinta duluan kan? Siapa yang tahu perkara hati?
"Kita izin aja ya?" Haechan mendongak, tubuh Mark bertambah hangat. Setelah mendapat anggukan dari sang empu yang mendekapnya, Haechan langsung menghubungi seseorang, meminta bantuan untuk mengizinkan dirinya juga Mark, terserah dengan cara apapun yang penting mereka mendapatkan izin.
"Mau kemana?"
"Mau nyiapin bubur atau mau sup anget aja ya?"
Mark mengangguk, enggan merengek lagi pada Haechan sebab kepalanya pusing bukan main. Mark juga bingung, semalam dia belum sakit begini, tapi entah kenapa ketika pulang tubuhnya tiba-tiba panas dan terserang demam.
🔹🔹🔹
Part depan mau apaa kalian? 😪
Komennya yaa samaa vote jugaa jangan lupaaa 😉😉
See youuu 💚💚💚
![](https://img.wattpad.com/cover/264102935-288-k194400.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
FanfictionYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...