36

70.9K 7.2K 809
                                    

Hari ini jadwal kuliah sangat padat, Haechan sudah bangun pagi-pagi sekali. Ia sudah menyiapkan sarapan untuk ia sendiri juga Mark. Berjalan kearah kamar untuk membangun Mark yang sudah pasti masih bergelung dengan selimut.

"Mark, bangun kuliah." Haechan mengguncang tubuh Mark agar laki-laki itu terbangun dari tidurnya. Dan berhasil, Mark mengerjapkan matanya, ia melihat kearah Haechan dengan sebelah mata terbuka. Hal yang membuat Haechan terkekeh, wajah Mark bayi sekali soalnya.

"Jam berapa?" Tanyanya.

Sebelum menjawab Haechan menyempatkan diri untuk terkekeh, "jam 6, aku bangun, mandi terus sarapan." Haechan lalu menyingkap selimut yang masih menutupi setengah dari tubuh sang suami.

Srak

"Markk! Apa sih, lepasin gak? Sesaaak gak bisa nafass, ihh kamu bau ilerr." Haechan meronta, sebab Mark memeluknya dengan sangat erat.

"Biarin, masih ada waktu 30 menit lagi." Mark menyamankan kepalanya di atas pucuk kepala Haechan. Tangannya memeluk dengan gemas sang istri tercinta.

"Aku masuk enam tiga puluh, jadi ayo mandi."

"Ayo."

Haechan mengkerut kan keningnya, melihat kearah Mark yang sudah siap akan masuk kedalam kamar mandi, padahal Haechan sendiri masih terbaring.

"Tumben gercep."

"Kamu ngajak aku mandi, artinya mandi bareng kan?" Kata Mark, laki-laki itu menatap Haechan dengan wajah polos miliknya, polos-polos minta di tabok sih lebih tepatnya.

"Mimpi! Ya sendiri-sendiri lah." Kata Haechan, ia berdiri dari acara rebahan nya tadi, ah lebih tepatnya dipaksa untuk rebahan.

"Emang kenapa? Kamu malu ya? Kan udah liat semua, jadi ngapain pakek malu segala?" Mark berjalan mengikuti Haechan yang mengambil handuk untuk dirinya sendiri.

"Apaan sih, bukan malu, urat malu aku emang kadang tiba-tiba suka putus kalo sama kamu, takutnya nanti kamu bablas terus nusuk aku, gak lucu! Kuliah ya Mark kuliah!" Haechan lalu masuk kedalam kamar mandi. Menutup pintu kamar mandi juga tak lupa menguncinya.

"Chan? Sayang? By?" Panggil Mark dari luar. Ia benar-benar ingin mandi bersama, jujur saja kalo ini.

"APASIH? JANGAN BAWEL YA, AKU LEMPAR GAYUNG BARU TAU RASA."

"MAU MANDI BARENG BY." Mark dengan wajah melasnya memegang handle pintu, berharap kalau saja Haechan mengizinkannya untuk masuk.

"JANJI DEH GAK AKAN MAIN, SUER."

"GAK! AKU GAK AKAN TERMAKAN JANJI PALSU MU."

Mark memberutkan bibirnya, ia memutar tumit untuk mengarah kearah kasur, ia dudukan dirinya ditepi ranjang, mencari handphone hanya untuk sekedar menghapus rasa bosan.

Tak lama sebuah suara membuat Mark khawatir, ia berjalan kearah pintu kamar mandi, mengetuk pintu terebut beberapa kali, "Chan? Kamu gapapa?" Tanyanya sedikit berteriak. Namun beberapa detik ia menunggu Mark tak mendapatkan jawaban dari arah dalam.

"Chan?"

"Jangan buat aku panik, kamu kenapa?"

Sedangkan di dalam sana, Haechan yang berada di depan wastafel sedang memuntahkan isi perutnya, tidak ada yang ia keluarkan sebenarnya, hanya ada lendir putih yang keluar

"Hueek.. aku gapapa." Katanya lalu mencuci mulutnya yang terasa pahit.

Tak lama dari itu Haechan muncul dengan wajah pucat miliknya. Mark sontak saja kaget melihat wajah manis Haechan sudah pucat begitu.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang