Haechan kini sedang menyandarkan kepalanya di pundak milik Mark, kepalanya mendongak merasakan sensasi nikmat yang Mark berikan dibawah sana. Mereka masih di tempat yang sama, yaitu di dalam kolam. Mark sendiri tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menyambar leher jenjang milik sang istri, kegiatannya tiba-tiba saja terhenti ketika Haechan melihat kearahnya.
"Kenapa?"
"Mark jangan main di kolam."
"Kenapa gak mau? Bukannya enak hm? Kita gak pernah loh." Kata Mark dengan suara rendah miliknya, sedangkan tangannya masih fokus mengurut milik Haechan dibawah sana.
"Iya sih, tapi ngeluarin nya jangan di dalem kolam."
Mark mengernyitkan alisnya, memangnya kenapa sih? Haechan ini repot sekali dan banyak cerita juga, padahal sudah enak di manjakan tubuhnya.
"Kenapa lagi? Soal kotor kan bisa di kuras."
Haechan lantas mendengus, ia sesekali juga mendesah keenakan, "kasian tahu nanti kecebong nya lomba renang tapi gak sampe-sampe tujuan."
Oke fiks! Mark tertawa setelahnya ketika mendengar perkataan random yang Haechan katakan. Ini istrinya kenapa sih? Disaat sedang begini masih bisa-bisanya ngelawak.
"Kamu kok ada-ada aja pikirannya sih."
Haechan tersenyum, ia juga ikut terkekeh, "kenapa? Bener kan? Sayang sih buang-buang sperma." Yang mana perkataan tersebut membuat Mark mendengus.
"Kamu buang-buang sperma gak aku tanya?"
Haechan terdiam, "iya sih."
"Nah udah, gak usah banyak cerita By, kamu tinggal diem aja nikmatin apa susahnya sih?" Mark kembali menciumi leher jenjang milik Haechan. Hal yang membuat Haechan kembali memejamkan matanya.
"Nanti kalo aku sak- Mark astaga!" Haechan membelak, ia menatap kearah sang suami dengan wajah shock miliknya, sebab Mark sudah memutar posisi mereka yang mana Haechan kembali disudutkan ditepi kolam.
"Kamu nih bawel sejak kapan sih By? Ayo naik kita selesain di kamar aja." Mark sudah mengangkat Haechan sekuat tenaga, Haechan sekarang lumayan berat karena sedang mengandung anak mereka. Saat mereka hendak berjalan bersama menuju kamar suara seseorang mengintruksi keduanya. Terdiam, mereka terpaku pada tempatnya. Mark dengan terburu menyembunyikan tubuh Haechan yang hampir setengah naked.
"MARK?"
"IYA MI? DI KOLAM JANGAN KESINI."
Tak ada sahutan dari arah dalam, Mark menoleh kearah Haechan, "kamu tunggu disini ya, aku mau ambil handuk dulu." Mark melangkahkan kakinya setelah mendapatkan anggukan dari Haechan. Tapi sayang, langkahnya terhenti ketika melihat Taeyong sudah berdiri ditengah-tengah pintu menuju kolam, tak lupa dengan kedua tangannya yang sudah bertengger di pinggang ramping Ibu 2 anak itu.
"Abis kamu apain menantu Mami?" Tanyanya dengan wajah yang menunjukkan bahwa ibu dari Mark itu sedang protes.
Mark lantas menggeleng, wajahnya seperti menunjukkan bahwa ia adalah tersangka utama dari tindak kejahatan, "gak ada Mi, beneran deh gak aku apa-apain."
Taeyong mendengus, ia lalu berjalan menuju kearah mereka berdua, "tahan hormon! Gak di apa-apain padahal mau nyoblos terus." Taeyong menggetok kepala sang anak lalu dengan teganya mendorong Mark dari hadapan Haechan.
"Kamu belum di kunjungin Bapak mu kan dek?" Tanya Taeyong sambil mengelus perut milik Haechan, yang perutnya dielus hanya dapat terdiam sambil melirik Mark dengan cemas.
"Ngapain masih berdiri di sana? Gak ada niatan ambil handuk apa? Mau istri kamu sakit?"
Yang disindir lantas langsung saja bergerak untuk mengambil handuk segera, sedangkan Taeyong sudah geleng-geleng kepala atas kelakuan sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
FanficYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...