Sekarang sudah malam, jam yang berdetak di dinding kamar Haechan sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sebenarnya Haechan juga Mark sudah tertidur sejak beberapa jam yang lalu, atau mungkin tepatnya sekitar pukul 10 malam. Biasa, habis nonton redtube -kalo kata Papa Jhonny sih- mereka ketiduran setelahnya.
Gak nonton yang macem-macem kok, cuma nonton Sinchan dong.
Sedikit meringis ketika merasakan nyeri di area pinggangnya Haechan mendudukan diri ditepi ranjang. Mengusap perut miliknya yang terdapat sang buah hati di dalamnya. Memang semenjak kandungan Haechan sudah memasuki trisemester ketiga ia merasakan susah tidur.
Berdiri, Haechan bertumpu pada nakas putih di samping tempat tidurnya. Berjalan menuju tempat minum yang Papa bawa ke dalam kamarnya kemarin. Kata Papa biar tidak susah bolak balik turun kebawah. Menenggak segelas air, Haechan meminumnya dengan perlahan.
'kok nyeri banget.' ujarnya dalam hati. Sebelumnya Haechan tidak pernah merasakan nyeri seperti ini, melihat kearah kalender untuk mengetahui tanggal berapa hari ini, tanggal 21 bulan November tertera di sana.
"Seharusnya masih 1 Minggu lagi kan? Masa iya udah mau ngelahirin." Gumamnya seorang diri. Menunduk untuk melihat kearah perutnya, mengusap dengan pelan berharap rasa sakitnya sedikit berkurang. Mencoba untuk kembali tidur, Haechan melangkah kearah kasur kembali, mengguncang sedikit bahu Mark untuk membangunkan suaminya.
"Hm? Kenapa?" Tanya Mark dengan mata menyipit.
"Mau peluk." Kata Haechan, tanpa memerlukan izin lagi Haechan langsung saja masuk kedalam pelukan hangat milik sang suami. Begitu pula dengan Mark yang langsung memeluk tubuh Haechan dengan lembut.
2 jam sudah berlalu dan kini Haechan kembali terbangun. Lagi-lagi merasakan sakit di daerah punggung serta pinggangnya. Haechan membuka mata, untuk melihat jam yang ternyata sekarang adalah jam 12 tepat. Mau tidak mau Haechan mendudukan diri, menahan ringisan karena nyerinya lebih terasa.
Kembali berdiri, Haechan mengambil minum lagi, menenggaknya dengan pelan pula. Setelah itu Haechan ingin ke kamar mandi. Kebanyakan minum membuatnya jadi bolak balik kamar mandi.
Setelah selesai Haechan tak langsung tidur, menatap kearah Mark yang tertidur sambil memeluk selimut mereka. Haechan terkekeh, Mark persis seperti bayi sekali. Lama Haechan hanya bolak balik seperti setrikaan di dalam kamarnya hingga sebuah pelukan menyadarkannya yang sedang berdiri di dekat jendela, menopang tubuhnya dengan tangannya sendiri.
"Kenapa hm?" Tanya Mark yang membuat Haechan menoleh serta mendongak, ia menggelengkan kepala, tapi sekarang Haechan sudah mengalungkan lengan di leher Mark. Menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang suami.
"Kenapa kamu bangun?" Tanya Haechan sambil mengatur nafasnya. Sakitnya memang belum seberapa, tapi Haechan serasa mau melahirkan besok. Entah bentar atau tidak, Haechan rasa begitu.
"Kamu gak ada, aku kira kemana."
Haechan terkekeh, kebiasaan sekali Mark Jung ini, tidak bisa kehilangan guling manusianya.
"Kamu gak bisa tidur?" Tanya Mark selanjutnya, ia memejamkan mata, masih mengantuk.
Haechan sendiri hanya mengangguk, "kayaknya aku mau ngelahirin deh."
"Bukannya seminggu lagi?"
Haechan menggeleng kembali, tanda bahwa ia tidak tahu juga tidak mengerti. Lebih memilih memeluk Mark dengan erat.
"Ayo tidur lagi."
"Kamu bisa? Yang mana yang sakit?" Tanya Mark sambil menunduk untuk melihat wajah Haechan dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
Fiksi PenggemarYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...