54

46K 5.4K 1.2K
                                    

Haechan kali ini menatap layar handphonenya dengan perasaan dongkol luar biasa, bayangkan saja Haechan sudah mengidam idamkan air kelapa muda sedari jam pelajaran pertama mereka berlangsung, ia sudah meminta pada Mark dan suaminya itu bilang kalau pulang dari ngampus nanti mereka akan mampir ke tempat abang-abang yang jualan Dogan. Iyalah, kalo ke tukang galon beda cerita.

Dan yang membuat Haechan kesal adalah Mark bilang kalau ia ada urusan mendadak tadi, tepat beberapa menit sebelum kelas Haechan selesai, wajah berseri miliknya jadi muram seketika saat mendapati pesan dari suaminya tersebut. Alhasil Haechan sekarang nebeng pulang dengan Renjun, budak galau yang masih bimbang dengan pilihan hatinya.

"Jun, mampir bentar ke orang jualan Dogan ya, mau banget."

"Lo bisa gak ya sehari aja gak ngerepotin orang?" Renjun berdecak, sebenarnya sih bagi mereka ini hal biasa tapi entah kenapa Haechan menanggapinya dengan serius.

"Injun kok jahat ya? Gue gak pernah loh ngerepotin Lo sebelumnya, sumpah Njun baru kali ini."

Renjun menanggapinya dengan menatap heran kearah Haechan, "dih baru kali ini, lupa ingatan Lo? Jadi yang sering minta beli Boba, terus Thai Tea, Ayam geprek tu siapa? Setan?!" Katanya sambil menggelengkan kepala, wajah julid khas Huang Renjun sudah tercetak dengan jelas.

"Yaudah deh nanti gue ganti uang nya, gak jadi beli Dogan nya, biar gue beli sama Mama aja nanti." Haechan menunduk, hatinya melow seketika.

Mendengar jawaban yang tak terduga tersebut membuat Renjun menelan Saliva nya dengan gugup, 'salah nih kek nya bercandaan gue, susah banget orang hamil. Sekarang gue harus gimana?' katanya dalam hati. Ia melirik takut-takut kearah Haechan yang kini mulai terisak.

'Nah kan! Mati aja gue anjing.. malah nangis si Jepri.. Tuhan.'

Dan untung saja sekarang sedang lampu merah, dengan perasaan panik Renjun menoleh, dengan ragu ia menyentuh pundak sahabatnya tersebut.

"C-chan.." Renjun meringis, sial! Kenapa dia jadi gugup begini sekarang. Sumpah ya Renjun milih di amuk buaya peliharaan Mama nya Haechan daripada menghadapi Haechan bunting begini.

Gak deh, Sandra juga ngeri!

"Hiks.. cuma mau Dogan Njun, gitu amat jawabnya! Hiks." Haechan menepuk kedua paha nya, terlihat menggemaskan namun tidak bagi Renjun sekarang.

"Iyee Chan beli Dogan ayo dah, gue jalan dulu nih lampunya dah ijo." Ia buru-buru melepaskan rem tangannya dan menjalankan mobil tersebut. Dalam hati selalu mengatakan.

'jualan Dogan dimana sih? Ya Tuhan bantu gue.'

Melirik kembali kearah Haechan yang sedang sibuk menyingsikan lendir di hidungnya, Renjun memasang raut jijik ketika melihat hal itu.

"Chan jijik ih, langsung buang sana.. SETAN! JANGAN BUANG DI DASHBOARD MOBIL GUE NJIR!"

Haechan yang mendengar teriakan tersebut langsung terkesiap, bahkan ia menjadi kaku beberapa detik sebelum akhirnya ikut berteriak juga, "INJUN IH NGAGETIN! TERIAK-TERIAK TERUS NANTJ URAT LEHERNYA PUTUS!"

"Lo juga ya babi!"

Plok

"HAECHAN!"

Haechan tertawa dengan keras ketika ia berhasil mendaratkan tissue bekas ingusnya tepat diatas bibir milik Renjun, "makanya jangan suka ngomong kasar, anak gue ternodai terus kalo deket sama Lo."

Renjun lantas menatap sengit kearah Haechan, "ambil gak Chan? Gue turunin nih sekarang. Gue jual Lo ke mucikari. Mau gak?"

"Ihh jahat banget jual temen sendiri." Setelah mengatakan hal itu Haechan mengambil tissue yang tergeletak di paha milik Renjun, membuangnya di kotak sampah kecil yang berada di sana. Tak lama dari itu mereka menemukan tempat yang menjual Dogan tersebut.

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang