48

62.8K 6.2K 611
                                    

Mark dongkol bukan main, ia menatap kearah sang istri dengan tatapan datar miliknya. Haechan memang benar-benar minta di hukum malam ini atau sekarang juga bila perlu. Mana lagi Jeno kini menertawakannya dengan kedua mata yang hanya tinggal segaris itu menambah kobaran api menyulut dalam diri calon ayah tersebut.

"Kasian banget nasip Lo bang." Jeno menepuk pundak Mark, tawanya makin menjadi yang mana membuat Jaemin geleng-geleng kepala sendiri.

"Sial banget, kalo gitu gak gue izinin dia kesini." Ujar Mark dengan nada sewet miliknya. Ia membelakkan mata ketika melihat Haechan mengarahkan tangan Sungchan kearah perut besar milik Haechan.

"Haechan!"

Haechan jelas saja tersentak dari duduknya, menatap Mark dengan wajah terlampau gemas yang berhasil membuat Mark menjadi diam seketika, tak lama ia tersenyum lalu menyandarkan punggungnya.

"Kenapa?" Tanya Haechan dengan polos, mulutnya sedikit terbuka membuat Mark ingin menggigit bibir berisi tersebut.

"Gapapa, lanjutin aja." Katanya sambil menatap tajam kearah Sungchan. Seketika juga menatap Soobin dengan tajam pula sebab mau-mau saja disuruh mengelus perut istrinya itu.

"Nanti mirip Om Uchan atau gak Om Ubin aja ya dek." Kata Haechan sambil tersenyum menatap perutnya sendiri. Melupakan fakta bahwa sang suami sudah kembang kempis seperti ikan yang keluar dari air.

Gerah hati.. gerah pikiran Boss!

"By yakali mirip mereka." Kata Mark akhirnya protes juga, matanya memelas menatap sang istri. Yang mana hal tersebut ditertawakan oleh Jeno beserta teman-teman Haechan yang lainnya.

"Sabar aja pak, emang anaknya begitu, jail." Kata Renjun sambil tertawa. Ia menatap Haechan dengan tatapan mengkode untuk mengakhiri apa yang sedang Haechan perbuat, seru sih melihat Mark begitu tapi ya menyeramkan juga. Kan gak lucu kedai Felix di bakar gara-gara Mark mengobarkan api cemburunya.

"Emang kenapa? Mereka ganteng kok."

"Kamu bikin sama siapa? Yakali anak aku mirip mantan kamu sih."

Haechan terdiam, ia melirik kearah Soobin beserta Sungchan dengan panik saat Mark mengatakan kata-kata tersebut. Bahasan ini memang biasa saja tapi bagi Haechan ini sangat luar biasa, sebab Ya Tuhan kenapa jadi bahas bikin membikin. Haechan jadi malu kan kalau begini.

"Dihh najis sok-sok an banget Lo maluu asww." Yangyang menepuk meja, memalingkan wajah dari Haechan yang wajahnya terlihat memerah.

"Iya, biasanya juga ngelive tuh, ya gak?" Renjun memainkan alisnya, menatap kearah Jaemin untuk meminta persetujuan dari pemuda bermarga Na itu. Namun sayang, nampaknya Renjun salah memilih orang. Sebab sekarang Jaemin hanya memasang wajah bodoh miliknya, menatap kearah Haechan juga Mark bergantian.

"Emang pernah? Dimana emang? IG ya, atau Facebook? Jangan-jangan lewat Vlive yaa?" Kata Jaemin sambil melihat kearah Renjun yang tadi meminta jawaban padanya.

Renjun menghembuskan nafasnya lelah, ia menepuk lehernya karena ulah Jaemin sekarang, Yangyang sendiri hanya pura-pura tuli saja.

"Yang emang kamu pernah liat live mereka?" Tanyanya pada Jeno, sang kekasih yang sekarang sedang melihatnya dengan senyum dimata laki-laki itu. Setelah Jeno menggeleng Jaemin segera lantas memasang wajah sedihnya.

"Kan Jun gak ada ih, Echan jujur gak sama kita Lo live dimana?" Tuntut Jaemin pada Haechan.

"TV anjir.. gue live di tvOne mampus Lo!" Ujar Haechan dengan nafas menggebu, heran juga dia dengan Jaemin ini, padahal tidak ada wajah-wajah bodohnya atau loading lamanya, tapi kenapa temannya ini seperti memiliki otak di dengkul saja sih?! Mau nangis kan jadinya Haechan tuh!

[END] Not Innocent {Markhyuck}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang