Haechan menghembuskan napas panjang miliknya setelah melewati hari-hari panjangnya, hari ini jadwal kelasnya padat sekali. Dari pagi hingga siang sekitar pukul 2 siang. Haechan mendongak, memukul-mukul tengkuknya yang pegal luar biasa.
"Gila gue butuh insto." Ujar Yangyang tiba-tiba, ia membuka matanya menggunakan jari telunjuk juga jempol miliknya.
"Kenapa butuh insto?" Tanya Jaemin dengan wajah bingung. Menatap kearah Yangyang penasaran.
"Buat di tetesin ke idung."
Jaemin jelas mengernyit, setahu dia insto itu buat mata kan? Kenapa Yangyang mau memakainya di hidung? Yangyang sudah gila pikirnya. Melirik kearah Haechan yang sudah terkekeh karena jawaban yang Yangyang berikan.
"Na.. Na mau aja di goblokin Yangyang." Renjun menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan kepolosan seorang Jaemin, entahlah Jaemin ini definisi antara kepolosan atau kegoblokan.
"Oii kantin yuk."
Mereka berempat sontak menoleh kearah Nancy yang sudah berdiri di samping Haechan, sudah siap menuju kantin.
"Yoi, duluan aja Cy masih mau mejemin mata sebentar." Ujar Haechan masih memejamkan matanya. Nancy mengangguk, lalu berlalu dengan teman-temannya.
"AAAAA HAECHAN ADA ANAK LO NIH."
Haechan yang namanya di panggil jelas saja langsung menegakkan kepala, melihat kearah pintu kelasnya, tak lama Nancy masuk dengan bayi yang berada di gendongannya.
Ya bayi..
Bayi!
"Loh kok ada anak gue?" Tanya Haechan dengan wajah bodoh miliknya, tak lama Mark masuk dengan gendongan yang masih terpasang di dada depannya.
"Lo bawa beneran njir?"
Mark hanya tersenyum, senyum polos miliknya. Melepaskan gendongan tersebut setelah meletakkan tas berisikan barang-barang milik Chenle.
"Kata Mami, Chenle nya udah rewel, yaudah sekalian aja aku jemput terus bawa kesini. Kamu juga udah selesai kan?"
Haechan mengangguk, ya iya sih dia sudah selesai memang, tapi.. aduh kasihan anaknya jadi bahan uyelan teman-temannya sekarang.
"Haduuhh gemes banget, gak kuat gue sama yang bentukannya kek boneka gini." Ujar Nancy sembari memperhatikan Chenle yang asik tertawa di mainkan oleh teman-temannya.
"Jangan di tangisan, awas lu." Haechan menatap Nancy dengan serius, yang mana berhasil membuat Nancy tertawa.
"Iyee engga, engga salah lagi maksudnya." Nancy tertawa, menangkup wajah Chenle lalu ia mainkan pipi gembul tersebut. Bukannya menangis Chenle malah tertawa, menunjukkan satu giginya yang hendak tumbuh.
"AAA GEMES MAU GUE GIGIT PIPINYA. BELI DIMANA SIH, MAU GUE SATU LAH WOI." Hyun-Jin mengigit bibirnya sendiri, terlalu gemas dengan bayi satu ini.
Sedangkan Mark, laki-laki itu melirik kearah Haechan yang sedikit was-was melihat kearah anaknya itu. Merasa di perhatikan Haechan menoleh, mengangkat alis sebagai bentuk pertanyaan.
"Beli di mana katanya." Mark tersenyum paksa, ia merasa diremehkan sekali, kerja kerasnya selama ini untuk membuat Chenle di hadiahkan dengan sebuah pertanyaan 'beli dimana?'
Haechan sendiri hanya terkekeh, mencubit pipi Mark dengan gemas, "baperan sih, udah makan kamu?" Tanya Haechan memperhatikan wajah Mark yang makin hari makin tampan saja.
"Belum, nanti kantin aja bentar, mau bakso aja deh." Jawabnya, Mark membenarkan letak topinya.
"Liat deh, kumis kamu udah tumbuh gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
ФанфикYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...