Setelah pelukan beberapa menit itu terjadi Haechan melepaskan diri dari pelukan sang Mama, ia menunjukkan testpack yang sedari tadi ia genggam.
"LOH CHAN?"
Haechan semakin menangis, kali ini suaranya sangat besar sampai-sampai Mark juga Johnny sudah berlari masuk dengan wajah panik miliknya.
"Kenapa?" Tanya Johnny sembari menatap kearah istri juga anaknya bergantian. Sedangkan Ten yang masih shock tak bisa menjawab, beneran ini ya? Dia akan jadi nenek begitu?
Sedangkan Mark sendiri, dengan wajah panik juga bingung memeluk sang istri, mencoba menenangkan Haechan yang masih menangis.
"AAAA JOHN KITA MAU DAPET CUCU!" Ten yang sudah sadar langsung saja berlari kearah Johnny, memeluk tubuh besar sang suami. Sekarang giliran Johnny yang ngebug, ia mengedipkan matanya dengan pelan, mulutnya terbuka. Masih mencerna apa yang istrinya tadi katakan.
Mark sendiri yang mendengar perkataan Ten langsung saja mengehentikan usapannya pada punggung Haechan, menunduk, ia melihat kearah Haechan yang tidak lagi menangis.
"Chan, bener?" Tanya Mark dengan pelan, tubuhnya terasa bergetar. Mark ingin menangis saja rasanya ketika Haechan mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaannya.
"Gak bercanda?"
Haechan kembali menggeleng. "Chan, makasih.. makasih banyak sayang." Mark memeluk Haechan dengan erat, ia kecupi seluruh wajah Haechan, tak perduli masih ada sisa air mata di sana.
"HUAAA GIMANAA INI?"
Mark, Johnny sert Ten langsung saja menoleh ketika Haechan mengatakan hal itu.
"Gimana apanya?" Tanya Ten.
"Kuliahnya, masa aku bunting gini jalan dihadapan banyak orang."
"Lah emang kenapa? Orang malah nanti jadi gemes, ada bayi lagi bawa bayi diperutnya." Kata Johnny, ia terkekeh, menggusak pelan rambut Haechan, senyum teduh Johnny sematkan, ternyata anaknya ini sudah mau menjadi ibu. Sebenarnya Johnny tidak rela sih, tapi ya nanti ada yang menggantikan Haechan menjadi bayi kesayangannya.
Soal Ten, laki-laki itu sudah sibuk menghubungi Taeyong agar segera kemari. Pokoknya malam ini tiga keluarga kecil itu harus membuat party kecil-kecilan untuk merayakan kehadiran keluarga baru mereka, cucu Jung juga Seo.
🔹🔹🔹
Saati ini dikediaman keluarga Jung, Taeyong juga Jaehyun sedang duduk santai di dekat kolam ikan, menikmati gemericik bunyi air ketika Taeyong menaburkan sedikit makanan kedalam sana.
"Gimana ya Pi kalo nanti Mark punya anak, pasti anaknya gemes banget. Ngikut Haechan apa Mark ya?" Taeyong tersenyum tipis, dikepalanya membayangkan bagaimana hebohnya keluarga mereka nanti jika dipenuhi dengan cucu-cucu yang menggemaskan juga pintar.
"Aku sih biar ikut Haechan aja, biar gemes. Kalo kayak Mark takutnya nanti galak terus bangor juga."
Taeyong mendengus, "enak aja, anak aku nurut ya."
"Iya sama kamu, sama aku kadang nurut kadang engga." Katanya sembari menggeleng, Mark memang begitu, kadang anak itu bersikap manja juga menggemaskan, tapi semenjak umurnya menginjak 20an Mark jarang sekali melakukan itu pada dirinya. Kalau Bram, jangan ditanya, anak itu mana mau manja-manja dengan dirinya, dengan Taeyong saja jarang.
"MAMIII ADA TELFON."
Taeyong tersentak, ia menoleh kearah suara lantang tersebut berasal, ada Bram yang berjalan kearahnya dengan santai menuju kearahnya, tak lupa dengan handphone milik Taeyong yang berada ditangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
أدب الهواةYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...