"hehehe Markeu" dengan wajah sayu juga beler, Haechan tersenyum konyol melihat kearah Mark. Mark sendiri menatap Haechan dengan tatapan datar. Sumpah, nyusahin tau gak sih!
"Mabuk-mabukan terus kerjaannya, pantes Papa lo marah" Dengan satu kali gerakan Mark mengangkat Haechan. Iya bener, Haechan teler. Mark yang saat itu sedang sibuk sama minumannya ngeliat salah satu teman Haechan yang dia tau kalo laki-laki itu adalah pacarnya Lee Jeno ngedeket.
'Haechan mabuk'
Dengan sebelah alis terangkat Mark melihat kearah Haechan yang udah telungkup diatas sofa, udah mau jadi santapan laki-laki dominan plus om-om yang liatin istrinya itu sama tatapan lapar.
Dengan malas Mark berdiri, melangkah dengan tegas menuju kearah Haechan, gayanya saja malas tapi laki-laki itu tidak akan biarkan orang-orang melihat dia dengan tatapan remeh jika ditempat yang seperti ini.
Menghela nafas pasrah, saat tubuh Haechan dalam gendongannya, bukan karena berat tapi bagaimana Haechan yang meracau tidak jelas dan terkadang laki-laki manis ini akan menciumi leher Mark sampai menghisapnya.
Minta dipolosin ini anak!
"Chan diem"
"Eung?" Haechan mendongak dengan wajah lucunya, tak lama kembali menyandarkan kepalanya pada pundak kokoh milik Mark.
"Leher Makeu wangi, manis juga Echan suka" Haechan tiba-tiba menciumi kembali leher putih tersebut, seolah-olah leher Mark adalah sebuah permen kapas yang siap santap dihadapannya.
"Nanti warnanya bekas" Ujar Mark dengan pelan. Ia mendudukan Haechan di bangku depan samping kemudi, memakaikan sabuk pengan lalu ia sendiri memutar arah dan duduk disebelahnya.
"Ish kenapa Echan di taroo disinii, gak mauuu~" rengeknya, ia mencebikkan bibir protes karena Mark menurunkannya dari dalam gendongan laki-laki itu.
"Terus mau dimana?" Mark bingung, ia rasa sudah meletakkan bocah itu dengan benar, kalau tidak mau disini mau dimana lagi?! Bagasi gitu?
Memperhatikan Haechan, ternyata istrinya itu sudah melepaskan sabuk pengaman, ia mendekat dan hal itu sontak saja membuat Mark terkejut bukan main.
"Hehehehe maunya disini ajaa yaaa~" dan sekarang tanpa tau apa yang Haechan lakukan anak itu sudah duduk diatas pangkuan Mark dengan tubuh yang saling berhadapan.
"Chan, jangan main-main. Ini udah malem dan besok lo kuliah, gue juga, gue gak mau nyelakain kita berdua okay?"
Haechan menggeleng kencang, "Echan diem kok" ia mengangguk, seperti menyakinkan dirinya juga Mark bahwa ia bisa diam demi kepentingan bersama.
Lagi Mark menghela nafas, "oke, diem dan jangan banyak gerak, jangan gigitin leher gue juga!" Ujarnya ketika Haechan memang sudah mengigit kecil leher miliknya.
"Eungg kenapaa? Kan Echan suka," dengan wajah protesan yang membuat Mark gemas, Mark bersumpah ia akan melahap habis laki-laki dihadapannya ini ketika mereka sampai di rumah nanti.
Maka dengan cepat ia tancap gas setelah mesin mobilnya ia hidupkan. Lee Haechan akan habis malam ini juga.
🔹🔹🔹
"Eunghh.. Makeuu ahhh kayaak bayii" Haechan terkikih, entah apa yang membuat ia merasa seperti itu, tapi Mark tidak masalah sebab ia menyukai sisi Haechan yang seperti ini.
"Ahh iyaa Makeu teruuss, ahh enak?" Pertanyaan konyol dari Haechan hanya ia angguki. Entah laki-laki yang sudah polos dihadapannya ini bertanya padanya atau pada diri sendiri yang penting sekarang Mark sedang sibuk menyusu.
"Hmmppttt" Ocehan random dari bibir berisi yang sudah bengkak itu kembali hilang, sebab Mark kembali meraupnya, melupat, saling bertukar saliva bahkan mengajak lidah Haechan untuk bermain, tarik ulur seperti hubungan kalian! Eh.. skip.
Meraup oksigen dengan begitu banyak ketika cumbuan itu terlepas, belum sempat ia bernafas lega, nafasnya kembali di buat tercekat ketika ia merasakan tubuh bawahnya dimasuki oleh sebuah benda, menunduk, ternyata jari Mark yang menginvasi lubang hangat nan basah miliknya.
Haechan menggelengkan kepala, "Ahh ahh Makeuu eunghhh ahhh" desahan desahan itu terus menggema di kamar milik mereka. Membuat Mark yang melihat wajah kenikmatan Haechan menjadi makin semangat untuk menumbuk habis prostat Haechan.
"Kitaa buat bayii Makeuu?" Walau dalam keadaan nikmat Haechan masih bisa melihat Mark dengan tatapan yang mematikan bagi Mark, Haechan sangat menggoda malam ini.
Mark mengangguk, "kamu mau buat bayi sama aku?"
Haechan mengangguk, "mauuu, nanti anaknya tampan seperti Makeuu yaa hehehe", Haechan kembali mendesah ketika tawanya selesai.
"Enghh muu pipiss, minggirr"
Mark terkekeh, menahan tubuh Haechan agar ia tidak pergi untuk ke kemar mandi dengan cara memeluknya, alhasil Haechan merengek tapi Mark mengatakan untuk diam.
Haechan menurut, membuka kakinya lebar-lebar, tangannya ia kalungkan pada leher Mark, mengalunkan desahan erotis tepat disamping telinga suaminya itu.
Beberapa detik setelahnya Haechan mengeluarkan cairannya, "ehmmm, ngantukk~"
Mark terkekeh, meletakkan tubuh Haechan dengan benar, sedangkan anak itu sendiri sudah memejamkan matanya. Setelah itu Mark berdiri, sekarang giliran dia yang harus menuntaskan hasratnya dibawah sana yang sudah menjerit-jerit. Dikamar mandi tentu saja, dia tidak setega itu untuk melakukan pencabulan pada istrinya sendiri yang sudah tertidur dengan tanpa beban diatas kasur itu.
Mungkin setelah ia selesai nanti barulah ia membereskan Haechan.
🔹🔹🔹
Pagi sekitar pukul 7 keesokan harinya, Haechan terbangun, mengerjapkan matanya pelan, melirik sekilas kearah Mark yang tidur disampingnya. Menguap, Haechan lalu mendudukan diri, merenggakan tubuhnya ke kanan dan kekiri.
Setelah itu ia menyingkap selimut yang menutupi bagian bawahnya, terkejut ketika ia tidak mengenakan apapun dibawah sana. Menoleh dengan cepat, ia menghunuskan tatapan sengit kearah Mark yang sedang mengerjapan matanya pula, Mark menyipit, melihat kearah Haechan lalu membalikkan arah tubuhnya membelakangi laki-laki yang menatapnya tajam.
Bugh
"AKHHH ANJING!"
"LO APAIN GUE SEMALEM MARKKKK!"
Masih meringis sambil mengusapi bokongnya, Mark menatap geram kearah Haechan, "lo yang ngapain gue semalem yang ada!"
Haechan lantas mengernyit, dia ngapa-ngapain Mark? Gak mungkin kan? Enggalah dia itu kalo mabuk anaknya baik-baik, tapi semua itu udah gak Haechan percaya lagi pas Mark nunjukkin beberapa bekas merah-merah di leher Mark yang kontras dengan kulit putih bersihnya.
"Dihhh itu lo kerokin ya kan?" Masih dengan suara nyolot Haechan menunjuk-nunjuk Mark. Mark sendiri malah mendengus, ia kembali tidur diatas ranjang empuk mereka, membiarkan Haechan berpikir tentang bekas merah-merah itu dengan mata menyipit.
Beberapa menit kemudian, Haechan menutup mulutnya, ia terpejam lantas menggelengkan kepala kuat-kuat, sedikit teringat akan perbuatannya semalam yang SANGAT-SANGAT MENJIJIKAN!
HAECHAN MALU!
"AAAA MAMAAAAA" Teriaknya menggelegar ketika sampai dikamar mandi. Sedangkan oknum yang bernama Mark Jung itu sudah terkekeh dibuatnya.
🔹🔹🔹
Yeayyy hari ini UP NI lagiii
Cung jari yang sukaa 😌
Sebenernya mau malem sih updatenya biar sedep hahaha
Tapi yaudahlah yaa
Selamat selesai membaca 😆😆
Jangan lupa Vote sama Komentarnya yaaa
See youuu 💚💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Not Innocent {Markhyuck}
FanficYang Haechan tahu dia dijodohkan dengan laki-laki lugu yang bernama Mark Jung, tapi siapa sangka ternyata dibalik cover seorang Mark lugu Jung terdapat hal yang membuat Haechan tak habis pikir dengan sosok pemuda yang 1 tahun lebih tua darinya itu...