BREAK UP #38.25

1.5K 193 51
                                    

Malam, Dears!

Sudah siap menyambut Bab 38 bagian dua ini?

Karena panjang, Hara bakal jadiin Bab 38 jadi 3 bagian. Ini bagian keduanya.

Bagian ketiga bab 38 akan segera diupdate setelah kalian
Vote, comment, dan share cerita ini ke teman kalian.

Happy reading!






***






Kissy membuang wajah ke arah lain. Dia menyuap cheese tart strawberry miliknya lagi. Suaminya itu sungguh di luar dugaan. Kissy sampai kewalahan dibuat meremang. Padahal selama ini, Kissy kira Adhiyaksa adalah orang yang pendiam. Kenyataannya, Kissy salah besar.

"Aku masih punya sesuatu untukmu, Sugar. Tunggu sebentar!" Adhiyaksa berdiri, lalu memberi Kissy ruang dengan meninggalkannya sebentar untuk mengambil sesuatu di dalam kulkas.

Hasrat Adhiyaksa untuk menggoda Kissy sama besar dengan hasratnya untuk memiliki Kissy seutuhnya. Namun, dia tak ingin gegabah dan bersikap memaksa. Cukup dengan melihat rona merah di wajah Kissy yang tak memudar, dia sudah merasa bahagia. Artinya, keputusan untuk menikah ini tak hanya diinginkan dirinya seorang.

Sementara itu, keberanjakan Adhiyaksa malah Kissy jadikan kesempatan untuk melarikan diri. Diam-diam, dia menyelinap keluar dapur. Dia menggerakkan tungkainya menuju kamar. Semakin lama berada di dekat Adhiyaksa, membuat detak jantungnya semakin ribut. Dia butuh jarak barang sebentar. Jika tidak, Kissy takut jantungnya akan meledak.

Setelah di kamar, Kissy terus bergerak gelisah. Dia berjalan mondar-mandir di sebelah ranjang. Dia gugup, sangat gugup sekarang. Pasalnya, dia tidak bisa menebak sampai kapan Adhiyaksa membiarkannya lepas. Apalagi sekarang Adhiyaksa memiliki hak atas dirinya. Cepat atau lambat, mau tidak mau, dan siap tidak siap, Kissy harus menjalankan kewajiban besarnya kala Adhiyaksa meminta.

"Tunggu!" Kissy berhenti melangkah. "Karena sibuk dengan Adhiyaksa, aku sampai melupakan sesuatu yang penting," sambungnya sembari bergegas memutari sudut kamar untuk mencari sesuatu.

Tanpa Kissy tahu, sedari tadi Adhiyaksa berdiri bersandar di pintu. Dia begitu menikmati bagaimana gelisah dan gugupnya seorang Kissy yang sekarang sedang mengacak-acak kamar. Istrinya itu masih sibuk membelakanginya. Dan Adhiyaksa rasanya tak tahan saat Kissy menunggingkan bokong di depan matanya karena mengobrak-abrik laci nakas.

"Cari apa, Sugar?" tanya Adhiyaksa dengan suara yang sudah berubah serak. Terlebih saat kelelakiannya perlahan berontak tanpa bisa dia cegah.

"Ponsel," jawab Kissy, masih dalam keadaan menungging. Dia hanya menoleh sekilas, lalu kembali menyibukkan diri.

"Oh, ponsel."

"Iya. Kamu tahu di mana?"

"Di dalam kopermu, mungkin."

Seketika Kissy berdiri tegak. "Ah, iya! Pasti di sana," ujarnya sembari celingukan. Dia berusaha menemukan koper miliknya yang belum sempat dia bongkar ketika pulang tadi pagi. "Tapi di mana koperku?"

"Di kamarku," ujar Adhiyaksa di sela bibirnya yang menyeringai.

Adhiyaksa lantas berdiri dengan benar. Dia menyembunyikan tangannya di balik saku celana. Otaknya mulai menyusun beberapa rencana untuk menyergap dan segera memangsa istrinya itu. Membayangkan saja, seringai Adhiyaksa semakin lebar.

BREAK UP | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang