Pagi, Dears!
Hari ini Hara pengin update ini cerita. Karena lagi pengin aja. Wkwkwk
Sebenarnya, cerita ini udah tamat duluan di karyakarsa, ya. Silakan ke sana kalau bosen nungguin Hara pengin update di sini.
Oh, iya. Bedanya apa?
Ada bagian bab 45 yang Hara potong di sini, sementara di karyakarsa full. Tahu kan bagian apa?
Vote, comment, dam share cerita ini ke teman kalian.
Happy reading!
***
Adhiyaksa terjaga lebih dulu. Sudah setengah jam dia menatap langit-langit dengan berbantalkan sebelah tangan. Banyak hal sedang berkecamuk dalam pikirannya. Salah satunya tentang ultimatum Papa yang dia baca pagi ini. Prasaja menginginkannya pulang segera. Entah apa yang hendak beliau sampaikan hingga mengharuskannya kembali ke Indonesia secepatnya.
Adhiyaksa mengeratkan pelukannya pada pinggang Kissy ketika istrinya itu menggeliat mencari posisi ternyaman. Diusapnya pinggul Kissy agar kembali terlelap. Dia tak ingin membangunkan Kissy hanya untuk menyampaikan kepergiannya setelah semalam mereka bercinta dengan hebat. Setidaknya, dia akan membiarkan wanita kesayangannya itu tidur cukup sebelum Adhiyaksa berpamitan dan memberikan penjelasan singkat.
Hingga pukul sembilan pagi, keduanya masih betah bergelung di bawah selimut menutupi ketelanjangan. Asyik termenung, Adhiyaksa tak menyadari jika Kissy sudah terbangun dan tengah menatapnya lamat. Baru setelah Kissy mengusap rahangnya, Adhiyaksa sedikit tersentak.
"Apa yang sedang kamu pikirkan dengan begitu serius, Mas? Apa ada masalah?"
Adhiyaksa memaksakan senyum demi menghilang kekhawatiran Kissy.
"Nothing, Sugar. Kamu sudah bangun?"
"Hm. Sekitar sepuluh menit yang lalu."
Bibir Adhiyaksa menyasar kening Kissy. Dilabuhkannya ciuman penuh sayang begitu lama di sana seolah-olah menyiratkan betapa dirinya takut kehilangan. Sekian menit berlalu, dia gagal menyingkirkan firasat buruk yang membayang-bayangi benaknya.
"Kamu tahu aku sangat mencintaimu kan, Sugar?"
Kissy mengangguk dalam dekapan hangat Adhiyaksa.
"Kalau aku pergi sebentar, kamu mau berjanji untuk menungguku sampai aku pulang?"
Glabela Kissy menampilkan kerutan-kerutan halus. Dia tak begitu mengerti ke mana arah pembicaraan yang Adhiyaksa maksud. Dia mendongak sehingga pucuk kepalanya sempat menyenggol dagu Adhiyaksa. Alih-alih asal berjanji dan kebingungan sendirian, dia memutuskan untuk bertanya lebih dulu.
"Memangnya kamu mau ke mana, Mas?"
Adhiyaksa tak langsung menjawab. Dia kembali menghunjami Kissy dengan banyak ciuman di pucuk kepala. Ditariknya tubuh Kissy merapat.
"Aku akan ke Indonesia beberapa hari. Ada sesuatu yang harus aku kerjakan dan selesaikan di sana."
Kissy mulai menyamankan diri kembali pada dada Adhiyaksa yang bidang.
"Aku pikir mau ke mana."
"Memangnya ke mana aku akan pergi dalam pikiranmu?"
Bahu Kissy mengendik kecil. "Aku sempat berpikir kalau kamu akan meninggalkanku sekarang. Mungkin, menenui Mrs. Barbara dan memintanya menikahimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK UP | ✔ | FIN
General FictionPrequel COFFEE BREAK Adhiyaksa Prasaja mengerti bahwa pernikahannya begitu dibutuhkan dan dinanti. Namun, kealpaannya mengenal cinta dan bermain wanita membuatnya setuju menikahi Amira Hesti Benazir, meskipun dia tahu ada niat terselubung atas berla...