BREAK UP #47.5

913 142 74
                                    

Pagi, Dears!

Apa kabar?

Kemarin ada yang komentar nungguin kelanjutan cerita ini. Jadi, yuk pegangan tangan!

Hara bakal double update hari ini.

Vote, comment, and share cerita ini ke teman kalian.

Happy reading!


***




Waktu berikutnya, Kissy telah mendapati dirinya sedang berjalan lunglai dengan tatapan kosong tanpa arah. Energinya tersedot habis setelah keluar dari ruang sekretariat tadi. Banyak hal yang berkelebat dalam benaknya.

Salah satunya tentang keputusan sepihak kampus yang memaksanya pindah dan terkesan terburu-buru ingin mengeluarkannya. Dia bahkan belum tahu kenapa beasiswanya tiba-tiba dicabut. Padahal selama ini, Kissy berusaha berprestasi agar ak mengecewakan perusahaan yang memilihnya sebagai salah satu penerima beasiswa.

Kissy tersentak kala pundaknya ditepuk dari belakang. Dia menoleh dan melihat Christian sedang menatapnya penuh kekhawatiran. Meskipun sulit, Kissy mencoba melukiskan senyum di bibir.

"Are you okay?"

"No, I'm not," jawab Kissy jujur.

Kendati mata Kissy menyiratkan kesedihan tertahan, dia tak menurunkan lengkungan senyumannya sedikit pun. Hal itu semakin membuat Christian was-was.

"Kamu-"

"I don't know why, Chris. Mereka baru saja mencabut beasiswaku. Belum selesai sampai di situ, mereka berusaha mengeluarkanku dengan memintaku pindah ke kampus lain. Aku ... aku-" Kissy tak bisa melanjutkan ceritanya karena bibirnya lebih dulu bergetar karena tangis. Luruh sudah air mata yang sejak tadi menggantung di pelupuk matanya.

Christian langsung mendekap Kissy dan menenangkan sahabat karibnya itu. Dia menepuk-nepuk punggung Kissy, memberikan wanita itu waktu untuk menuntaskan tangisnya. Sebenarnya, dia memiliki sesuatu yang hendak dibicarakan. Namun, melihat keadaan Kissy yang kacau, dia tak sampai hati menyampaikan. Christian mendadak gamang.

"Mereka tidak memberiku alasan satu pun. Mereka juga menolak permohonanku. Bahkan Mrs. Barbara tak bisa berbuat banyak. Aku harus bagaimana, Chris? Ke mana aku akan pindah?"

Kening Christian mengernyit. Dia merasa cerita Kissy sedikit janggal. Oleh karena itu, dia mencoba memastikan.

"Pihak kampus tidak memberitahumu apa pun?"

Kissy menggeleng tegas. Tangannya sibuk menyusut air matanya yang menganak sungai, takut membasahi kemeha Christian.

Christian mendorong pundak Kissy, tetapi tak sepenuhnya melepaskan. Ditatapnya mata Kissy yang sembab dan memerah.

"Pihak kampus tidak mengatakan kenapa mereka mencabut beasiswamu sekaligus memintamu pindah?"

Lagi-lagi Kissy menggeleng.
Christian menghela napas berat. Dia menunduk sekilas, mengumpulkan keyakinan untuk menceritakan apa yang sahabatnya itu tak tahu. Terkadang, Christian kesal akan sifat Kissy yang terlalu cuek sehingga kurang memerhatikan apa yang tengah terjadi di sekitar.

"Cy, dengar! Aku tidak tahu kamu sudah tahu fakta ini atau belum. Aku juga tidak berhak menghakimimu sepihak. Karena itu, aku berusaha sebaik mungkin memberitahumu sebelum menanyakan kebenarannya padamu."

Tubuh Kissy menegang. Rasanya, dia tak lagi sanggup mendengar apa yang hendak Christian sampaikan jika hal itu bukan berita baik. Dia belum siap menghadapi hal-hal buruk yang menimpanya bertubi-tubi dalam sehari.

Christian menatap Kissy serius. Setelah menarik napas panjang, dia berkata, "Ada berita yang beredar di web kampus mengenai dirimu dan Adhiyaksa. Berita itu menudingmu sebagai pelacur yang sengaja Adhiyaksa pelihara."

Christian menjeda sebentar perkataannya. Di kembali menarik napas panjang, memilah-milah kata yang tepat untuk memberitahu Kissy tanpa melayangkan tudingan.

"Sebelumnya, aku ingin kamu menjawab jujur. Okay?" lanjutnya.

Kissy mengangguk kecil.

"Apa kamu tahu kalau Adhiyaksa adalah pria yang sudah menikah? Apa kamu tahu kalau Adhiyaksa adalah pewaris tunggal Prasaja Corp. di mana kamu pernah bekerja sama? Apa kamu tahu Adhiyaksa adalah suami daru Amira Hesti Benazir-putri tunggal Benazir Corp. yang selama ini memberimu beasiswa untuk berkuliah?"

Seketika pikiran Kissy kosong. Dia tak mampu lagi mencerna apa yang Christian tanyakan. Semua kata-kata Christian bak palu godam yang menghantamnya tepat sasaran. Kepalanya berdenyut hebat seiring hatinya yang juga berdenyut nyeri. Dalam sekejap, pandangan Kissy buram, lalu berubah menggelap.

Tbc

Lanjut?

Cek dulu siapa yang mau lanjut.

Komentar di sini.

Kalau komentarnya berisik, langsung Hara update bab selanjutnya.

Gitu, ya?

Jangan lupa mampir ke lapak Eros-Alyka.

Thank you, Dears! ❤️










Big hug,
Vanilla Hara
26/08/2021

BREAK UP | ✔ | FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang