Malam, Dears!
Huft!
Akhirnya kita sampai di titik terakhir BREAK UP.
Rasanya masih belum rela pisah. But, setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan.
So, here we are ...
Semoga ending ini sesuai ekspekstasi kalian.
Vote, comment, and share cerita ini ke teman kalian.
Happy reading!
Putar mulmednya or video di bawah ini.
***
Kissy berdiri di depan potret dirinya dan Adhiyaksa yang terbingkai besar. Dia memandang kosong pada jejak kebahagiaannya itu. Air matanya terus meluncur turun, tetapi bibirnya bungkam selaras dengan tubuhnya yang sekaku patung.Hatinya tersayat-sayat mengucurkan darah yang teramat banyak. Luka di dalamnya begitu lebar dan menganga hingga dia kesulitan untuk sekadar mengungkapkan. Dia sendiri tak mengerti bagaimana semua ini bermula.
Sekarang dia bertanya-tanya. Pantaskah dia melimpahkan seluruh kesalahan dan kesakitan yang dideritanya pada Adhiyaksa? Padahal ada andil kenaifan dan kebodohannya di sana. Pada kenyataannya, sedalam apa pun luka yang Adhiyaksa torehkan, Kissy tak bisa serta merta berhenti mencintai pria itu. Harus dia akui bahwa dirinya telah jatuh sejatuhnya dalam pelukan Adhiyaksa.
"Adhiyaksa banyak bercerita tentangmu. Dia mengatakan kalau dia ... mencintaimu. Sangat mencintaimu. Melihat binar di matanya yang hidup, aku tahu dia tidak sedang membual soal perasaannya untukmu."
Perkataan Amira berdengung di benaknya. Seperti yang Amira katakan, Kissy pun tak meragukan perasaan yang Adhiyaksa punya. Tanpa melihat, Kissy lebih dulu bisa merasakan.
"Aku tahu dia sudah menikahimu. Dan kamu tidak perlu khawatir. Aku tidak datang untuk mengkonfrontasimu. Aku sama sekali tidak keberatan akan pernikahan kalian. Sungguh! Tapi Kissy, tolong jangan memintanya menceraikanku. Aku ... aku butuh dirinya. Apalagi aku sedang hamil tua. Aku tidak ingin anakku tak memiliki seorang ayah. Aku mohon padamu! Jangan meminta Adhiyaksa menceraikanku."
Kalimat demi kalimat Amira selanjutnya memukul jantungnya telak. Dari kata-katanya yang tertata, tutur katanya yang tak mencari gara-gara, sampai pada permohonan tulusnya, berhasil menempatkan Kissy sebagai orang yang hina dan rendah. Jika sampai Kissy tetap menutup mata dan memaksa membersamai Adhiyaksa, maka dia tak lebih seperti apa yang sedang dunia tuduhkan padanya.
Sekarang Kissy mengerti arti dari kata "tunggu" yang Adhiyaksa maksud. Sekarang Kissy mulai paham mengapa Adhiyaksa meminta waktu setahun hanya untuk meresmikan pernikahan mereka. Dengan dalih lulus kuliah dan kembali ke Indonesia, Adhiyaksa berhasil memanipulasinya. Sekarang, jangankan untuk meresmikan pernikahan, lulus kuliah pun musnah sudah.
Kissy meraba perutnya. Dielusnya bagian itu lembut dan penuh kasih sayang. "Jangan khawatir, Sayang! Mama akan selalu bersamamu. Tidak apa-apa, kan, kalau Mama tidak menepati janji pada Papamu? Rasanya ... Mama tidak akan sanggup menunggu. Kita pergi saja, ya, Sayang? Kamu mau memaafkan Mama suatu hari nanti, 'kan?" gumam Kissy pedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK UP | ✔ | FIN
General FictionPrequel COFFEE BREAK Adhiyaksa Prasaja mengerti bahwa pernikahannya begitu dibutuhkan dan dinanti. Namun, kealpaannya mengenal cinta dan bermain wanita membuatnya setuju menikahi Amira Hesti Benazir, meskipun dia tahu ada niat terselubung atas berla...