Senja, Dears! ^^
Siapa di sini yang nungguin Adhiyaksa?
Ya udah, yuk! Kita pantengin bagaimana interaksi Adhiyaksa sama Mbak Kissy di hari pertama mereka tinggal bareng.
Budayakan vote sebelum baca,
Biasakan komentar di akhir cerita.Happy reading!
***
Satu jam kemudian Adhiyaksa sudah sampai di apartemen sederhana milik Kissy. Selama lima belas menit, dia hanya duduk di balik setir tanpa berniat turun. Basement apartemen itu masih penuh dan sepi.
Adhiyaksa mengusap wajahnya kasar. Sepertinya dia memang sudah gila karena mau-maunya pindah ke gedung apartemen kecil dan terlampau sederhana seperti di hadapannya ini. Namun jika ditelaah lebih jauh, justru apartemen seperti inilah yang Adhiyaksa butuh.
Percuma dia menempati apartemen mewah kalau hanya dia tinggal bekerja seharian dan meninggalkan jejak kesendirian. Setidaknya, tinggal bersama Kissy tidak akan membuatnya pusing dengan kebersihan dan persediaan makanan. Kissy dengan lantang menjamin hal itu sebelumnya dengan syarat Adhiyaksa hanya perlu membayar separuh sewa apartemen tersebut. Jangankan separuh, membelinya saja Adhiyaksa mampu.
Tungkai Adhiyaksa terjulur melewati pintu mobil. Dia lantas mengeluarkan kopornya dan menggeretnya menuju satu-satunya lift di basement. Dia lupa menanyakan berapa nomor unit apartemen yang Kissy diami. Kendati demikian, dia tak kehabisan akal. Otaknya yang cerdas langsung mengarahkannya pada informasi pribadi lengkap Kissy yang pernah dia minta. Dan tolong, jangan ragukan bagaimana uang bekerja sebagaimana mestinya. Akurat adalah salah satu kata yang kini bisa menggambarkannya.
Menuju lantai sepuluh, Adhiyaksa menghitung dalam hati setiap angka yang bergerak silih berganti. Bertepatan dengan hitungannya berhenti, pintu lift pun terbuka disertai dentingan kecil. Kaki jenjang Adhiyaksa pun mengambil langkah lebar mengarah ke unit apartemen yang nomornya sudah dia hafal di luar kepala.
Lihat! Mudah bukan menemukan di mana gadis itu tinggal? Adhiyaksa bahkan tak perlu melewati beberapa pos keamanan layaknya apartemen mewah yang memberlakukan akses-akses tertentu bagi tamu yang datang. Di sini, entah itu tamu baru yang sekadar kenal atau kerabat salah satu penghuni bisa langsung naik. Ibaratnya, penculik profesional sangat tidak dibutuhkan bila target mereka tinggal di gedung apartemen yang Kissy pilih.
Adhiyaksa menekan bel tiga kali. Namun selama dua menit menunggu, tak ada satu pun yang muncul. Tak berbekal kesabaran penuh, dia memutuskan untuk menekan bel tersebut berkali-kali mengingat betapa lelapnya Kissy bila sudah tertidur. Dan dia tak sedang ingin berdiri bak anjing yang setia menunggu majikan di depan pintu.
Terdengar teriakan seseorang yang menyuruhnya untuk menunggu sebentar. Entah apa yang Kissy lakukan di dalam karena indera pendengaran Adhiyaksa juga menangkap suara seperti benda jatuh. Selang beberapa saat, pintu di depannya terbuka.
Sebelah alis Adhiyaksa terangkat naik. Kissy hanya menyembulkan kepala sembari meringis lucu. Beberapa anak rambut di sekitar dahinya mencuat ke mana-mana. Belum lagi mata sembab dan lingkaran hitam samar bak mata panda. Bisa dibilang, penampilan Kissy untuk menyambutnya sungguh berantakan.
Kissy menyengir tak enak sembari berusaha melebarkan pintu untuk memersilakan Adhiyaksa masuk. Sayang, belum juga pintu itu benar-benar terbuka, Kissy sudah sibuk menahan manekin yang hampir roboh menindihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK UP | ✔ | FIN
General FictionPrequel COFFEE BREAK Adhiyaksa Prasaja mengerti bahwa pernikahannya begitu dibutuhkan dan dinanti. Namun, kealpaannya mengenal cinta dan bermain wanita membuatnya setuju menikahi Amira Hesti Benazir, meskipun dia tahu ada niat terselubung atas berla...