Pagi, Dears!
Jarang banget ya lihat Hara update jam segini. Bisa dibilang enggak pernah kayaknya. Wkwkwk
Sekian lama fokus sama Eros dan Alyka, Hara jadi kangen sama Kissy dan Adhiyaksa.
Untungnya, udah nyimpen banyak stok draft juga di sini. Tinggal publish-publish aja.
Vote, comment, dan share cerita ini ke teman kalian.
Happy reading!
***
Tak tahan melihat Kissy bersedih, Adhiyaksa bangkit. Dia menggeser kursi di sebelah Kissy, lalu duduk di sana. Direngkuhnya bahu Kissy dengan tangan kanan. Sementara tangannya yang lain menghapus air mata Kissy yang menganak sungai.
"Hei, Sugar! I'm just kidding. I won't leave you for other woman. I love you. I head over heels for you. I really do. So, how can I leave you?"
Kissy melirik Adhiyaksa lewat sudut matanya. Sejujurnya, dia tak pernah berdrama seperti ini. Entah kenapa, mendengar Adhiyaksa mengatakan dirinya gendut malah memicu kesedihannya. Air matanya keluar begitu saja tanpa bisa dia cegah. Padahal selama ini dia tergolong orang yang sangat cuek mengenai penampilan ataupun berat badan.
"Are you sure?" tanya Kissy ragu, meminta kepastian.
"One thousand percents sure, Sugar." Adhiyaksa membawa Kissy ke dalam pelukannya. Dia mengusap kepala dan bahu Kissy lembut.
"Kenapa kamu takut untuk aku tinggalkan? Seharusnya, aku lah yang ketakutan. Seperti katamu tadi, aku sudah tua, pencemburu, dan kaku. Sementara kamu masih sangat muda, menarik, dan energik. Memilikimu sebagai istriku adalah anugerah untukku. Aku sungguh bersyukur atas kebaikan Tuhan karena sudah memberikan wanita muda yang cantik ini untuk menemani masa tuaku."
Kissy tersenyum mendengar kata-kata manis Adhiyaksa. Dia melarikan kedua tangannya untuk membalas pelukan suaminya itu. Hidungnya membaui aroma Adhiyaksa yang candu.
"Tidak tahu diri namanya jika aku sampai meninggalkanmu demi wanita lain. Lagi pula, aku menyukai tubuhmu yang berisi. Aku pun masih kuat menggendongmu. Atau ... kamu mau membuktikan dengan cara lain seberapa kuat diriku meskipun berat badanmu bertambah? Bagaimana, hm?" lanjut Adhiyaksa seraya menundukkan wajah, berusaha menatap Kissy yang sedang menyamankan diri di dadanya.
Kissy sedikit mendongak. Dari arah bawah, dia bisa melihat rahang Adhiyaksa yang tegas. Belum lagi jakun dan jambangnya yang seksi. Benar saja jika Kissy tak ingin kehilangan pria satu ini. Suaminya yang entah sejak kapan sangat dia cintai.
"Cara lain apa?" tanyanya polos.
Adhiyaksa kian menunduk, mendekatkan bibirnya di daun telinga Kissy. Kemudian dia berbisik, "We can try new style when we're making love, like woman on top?"
Wajah Kissy langsung memerah. Dalam benaknya mulai menari-nari reka adegan nakal tentang apa yang baru saja Adhiyaksa bisikkan. Membayangkan saja, membuat Kissy malu setengah mati. Apalagi harus merealisasikannya. Berlakon seksi di atas tubuh Adhiyaksa sembari mengerang nikmat, ah ... Sudahlah! Kissy tak mau meneruskan pikiran nakalnya. Dia memilih membenamkan wajah pada dada bidang Adhiyaksa.
Adhiyaksa terkekeh geli. Sepintas lalu, dia menangkap rona merah menghiasi pipi Kissy. Istrinya itu pasti sudah membayangkannya. Jelas terlihat kalau saat ini Kissy memendam malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK UP | ✔ | FIN
General FictionPrequel COFFEE BREAK Adhiyaksa Prasaja mengerti bahwa pernikahannya begitu dibutuhkan dan dinanti. Namun, kealpaannya mengenal cinta dan bermain wanita membuatnya setuju menikahi Amira Hesti Benazir, meskipun dia tahu ada niat terselubung atas berla...