Ini update kedua cerita ini, ya ...
Jangan lupa juga divote sebelum membaca dan komentar di akhir cerita.
Happy reading!
***
"Kamu bicara apa?" tanya Kissy heran tatkala melihat riak takjub di permukaan wajah Christian.
Christian tak bisa berkata-kata. Dia hanya mengendikkan dagu, memberi isyarat agar Kissy berbalik.
"Ada ap-" Sesaat kemudian netra Kissy ikut membola. "Kamu?" tanyanya syok. Akan tetapi, dia tak kuasa menghentikan kelancangan matanya yang sedang leluasa memindai tubuh Adhiyaksa dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Hai! Saya Adhiyaksa. Saya ke sini berniat untuk-"
"Good. Nanti saja perkenalannya. Ada sesuatu yang lebih penting untuk dilakukan, Tuan." Kissy memotong ucapan perkenalan Adhiyaksa.
Dia bergegas menuju manekin. Christian mengekor di belakangnya seolah-olah bisa membaca pikiran Kissy. Mereka berdua pun mulai melepas pakaian dan berbagai aksesories yang menggantung di sana dengan cekatan.
"Apa ini?" Adhiyaksa tak bisa menahan lidahnya untuk tak bertanya. Gadis bernama Kissy Azura Fasa itu kini tengah menyodorkan satu set pakaian musim panas padanya. Sementara pria di samping gadis itu menyodorkan beberapa aksesoris pelengkap.
"Untukmu. Kamu bisa ganti pakaianmu dengan ini sekarang, Tuan. Ruang ganti ada di sana." Kissy menunjuk ruangan kecil berselambu di sudut ruangan. "Nanti akan aku jelaskan setelahnya," lanjutnya.
"Tapi saya tidak-"
"Oke, aku mengerti. Ayo, aku bantu kamu buat ganti." Tanpa permisi, Kissy langsung meraih tangan Adhiyaksa dan menariknya menuju ruang ganti yang tadi dia tunjukkan.
"Tu-tunggu! Saya bisa melakukannya sendiri," cegah Adhiyaksa saat Kissy tanpa sungkan ikut masuk ke ruang ganti dan mulai meraih tepi jaketnya untuk gadis itu lepaskan.
Saat ini, Adhiyaksa memang tak mengenakan setelan kerjanya. Adhiyaksa sengaja mengubah penampilannya agar terkesan lebih muda dari usianya. Kaus putih oblong dilapisi jaket kulit hitam dan celana jeans menjadi pilihannya. Dia tidak ingin terlihat seperti om-om yang sedang tersesat di kalangan anak muda lainnya.
Namun, perubahan gaya pakaiannya malah mengundang masalah untuk dirinya sendiri. Lihat saja sekarang! Dia diperintah dan ditarik seenaknya oleh gadis muda yang memang ingin dia temui. Mencoba menghindari masalah yang lebih besar, mau tidak mau dia pun harus mengikuti kemauan gadis itu.
"Oke," ucap Kissy santai, tetapi pandangannya tidak pernah lepas dari Adhiyaksa.
Adhiyaksa menggerakkan kepala ke samping kiri, memberi isyarat agar Kissy keluar.
Kedua pangkal alis Kissy menyatu. Dia mengendikkan dagu tak mengerti, meminta Adhiyaksa menjelaskan dengan kata-kata.
Adhiyaksa memejamkan mata sejenak sembari menghela napas lelah. Di dalam hati, dia mengutuk rentetan kejadian tak menyenangkan hari ini. Terlebih saat bertemu gadis pemaksa yang tak membiarkan dirinya memberikan penolakan. Gadis itu seolah-olah memiliki kemampuan untuk membuatnya tunduk dan kehilangan kata-kata. Persis seperti Prasaja, Papanya.
"Bisa kamu keluar? Saya tidak bisa berganti pakaian kalau kamu masih di sini," ujar Adhiyaksa menyerupai desisan penuh kekesalan.
Kissy mengerjapkan mata. Dia meringis seraya berkata, "Oh, oke. Maaf. Aku tunggu di luar."
Selepas Kissy berada setengah meter dari selambu, Adhiyaksa sontak menarik selambu itu kuat sehingga menimbulkan suara gemerincing logam pengaitnya.
"What I have dreamed before!" umpatnya tertahan.
Tbc
Sudah ada bayangan siapa yang bakal bucin duluan di sini?
Kasih komentar dong di sini.
Sudah vote?
Sampai jumpa di lain kesempatan! ❤️
Big hug,
Vanilla Hara
15/03/20
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK UP | ✔ | FIN
General FictionPrequel COFFEE BREAK Adhiyaksa Prasaja mengerti bahwa pernikahannya begitu dibutuhkan dan dinanti. Namun, kealpaannya mengenal cinta dan bermain wanita membuatnya setuju menikahi Amira Hesti Benazir, meskipun dia tahu ada niat terselubung atas berla...