Sejak dulu, Gangtae selalu sebal melihat kebiasaan Moon Young yang gemar menghambur-hamburkan uang terutama dengan belanja online.
Wanita itu seakan kalap jika sudah masuk ke dalam situs belanja online.
Seakan kesurupan, jari-jarinya tak henti menekan tombol ini dan itu, lantas keesokan harinya berkardus-kardus barang akan menghujani rumah mereka dari pagi hingga sore hari.
Namun untuk kali ini, alih-alih sebal, kebiasaan boros Moon Young itulah yang 'menyelamatkan' kastil mereka dari bencana kebakaran yang begitu parah.
Sekitar 20 menit setelah Moon Young dan Gangtae pergi, seorang kurir datang untuk mengantar barang.
Dan karenanya, kastil mereka hanya terbakar 30% sebab kurir tersebut langsung menelepon petugas pemadam kebakaran karena melihat bumbungan asap pekat dari atap. . . .
"Kalian menghubungiku mendadak sekali, jadi belum sempat kubersihkan, untung aku belum menerima calon penyewa baru juga. Ini kuncinya dan jika butuh sesuatu, seperti biasa, katakan saja ya!"
"Maaf! Kami selalu merepotkan Anda!"
"Alih-alih maaf, katakan terimakasih! Lagipula aku menolak penyewa itu bukan karenamu, tapi karena aku merasa tak nyaman saja menerimanya. Hehe...." Ibu Juri tersenyum pada Gangtae yang membungkuk memberi salam sembari mengucapkan terimakasih.
"Hai anak manis! Tampan sekali!" Ibu Juri menyapa baby Moon dalam gendongan Moon Young.
"Aduh! Kenapa dia tampan sekali?Bagaimana ini, aku tidak rela meninggalkannya rasanya," Ibu Juri memegang tangan Baby Moon yang meliriknya dengan tersenyum dan mengoceh-ngoceh riang.
"Bababa...."
"Iya... bababa Sayang... bababa... dia sudah bisa mengoceh-ngoceh rupanya? Sudah bisa merangkak?"
"Belum," jawab Moon Young.
"Jika sudah bisa merangkak, kau harus menjaganya dengan ekstra! Bayi seusianya aktif sekali! Iya ya Sayang ya? Ibu dan ayahmu nanti harus menjaga dengan esktra ya? Hehehe... ayo bilang bababa lagi!"
"Bababa...."
"Hahaha... menggemaskan! Ya sudah! Aku pergi dulu! Jika butuh apa-apa, katakan saja!"
"Terima kasih," Moon Young membungkuk dengan ekspresi datar bak robot yang mana malah membuat ibu Juri tertawa.
"Bersopan santun sama sekali tidak cocok untukmu!" ujarnya dengan tersenyum.
Ia lantas menghilang di bawah tangga.
"Tak kusangka kita berjodoh lagi dengan tempat ini!" kata Gangtae sepeninggal ibu Juri.
Ia membuka pintu dan berjalan masuk.
"Kenapa kau memilih kembali ke sini? Bukankah sudah kubilang kita bisa menyewa kamar di hotel atau minimal apartment. Kenapa kembali ke kandang hewan ini lagi? Ckckck...." gerutu Moon Young sebal di depan pintu.
Ia duduk memangku baby Moon di atas ranjang kayu lebar yang biasanya digunakan para penghuni kos untuk duduk-duduk santai.
"Lalu menurutmu setelah yang terjadi, aku akan tenang meninggalkanmu di kamar hotel atau apartment dengan bayi kita sendirian? Iya?" Gangtae sengaja menyindir istrinya yang ceroboh dan suka berulah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.