33

3.6K 338 64
                                    

Hi my favorite people ❤

Happy reading dan

jangan lupa bagi 🌟-nya ya!

Maacih! 🙏😘

Moon Young mengangguk dan menyandarkan kepalanya ke bahu Gangtae.

"Oh ya, isi CCTV-nya! Seperti apa ayah Nara?" tanya Moon Young yang baru mengingatnya.

Gangtae sendiri pun lupa soal itu.

"Ini!" Gangtae buru-buru mengeluarkan handphonenya dan memutarkan isi CCTV yang ia rekam.

"Bukankah ini?" Moon Young melotot kaget. Ia sungguh tak percaya.

"Ya! Ini Hyojoo! Yang membelikan Nara buku ternyata ibunya sendiri. Kata Hwan, Nara sering diejek oleh teman-temannya karena tidak punya ayah. Mungkin karena itu Hyojoo melakukannya. Saat itu Nara sakit parah hingga harus dirawat di kota. Diam-diam Hyojoo pasti pergi membelikannya buku lalu mengirimnya ke rumah. Kebohongannya sebenarnya berguna sebab kata Hwan, sejak Nara memamerkan buku itu dan pesan dari ayahnya, anak-anak jadi berhenti mengejeknya,"

"Kenapa anak kecil selalu jahat?" Moon Young melotot kesal dan mengepalkan tangannya. Ia teringat masa kecilnya yang sering ditakuti hingga dijauhi oleh teman-teman sebayanya.

Gangtae tersenyum bijak. Ia meraih tangan Moon Young dan mengusapnya dengan lembut.

"Mereka tidak jahat. Mereka hanya belum paham bahwa perbuatan mereka melukai dan berdampak buruk bagi orang lain. Karena itu, kita harus betul-betul mengajarkan mana yang baik dan buruk pada anak kita nanti!" ucapnya.

Ia merengkuh bahu Moon Young dan membelai lengannya.

"Kita bisa melakukannyakan? Menjadi orangtua yang baik dan mengajari anak kita hal-hal baik?" Moon Young menatap cemas.

"Tentu saja!" tenang Gangtae dengan  tersenyum.

Ia kemudian menunduk dan berbicara dengan perut kekasihnya, dimana ada janin kecil mereka bersemayam dalam garbanya.

"Kau sedang apa di sana? Kau pasti mendengar pembicaraan ayah dan ibukan? Tumbuhlah dengan baik sementara kami akan berusaha menjadi orangtua yang baik dengan menunjukkanmu hal-hal baik... mengajarimu hal-hal baik... memberikanmu yang terbaik...." Gangtae membelai perut Ko Moon Young dengan penuh cinta.

"Anak kita akan sangat beruntung karena memiliki ayah sepertimu," Moon Young menatap Gangtae penuh kekaguman hingga pria itu tersipu malu.

"Aiiii... berapa usaimu? Kenapa kau tampak semenggemaskan ini?" Moon Young tersenyum menggoda membuat wajah Gangtae semakin memerah.

Kereta yang dinaiki Nara melintas, gadis kecil itu melambaikan tangan dan memanggil mereka dengan ceria.

"Oppa... Bibi...." teriaknya.

Gangtae dan Moon Young membalas lambaiannya.

Keduanya tersenyum sampai Moon Young menyadari sesuatu.

"Aiiissshhh... bocah tengik itu! Kenapa dia memanggilmu oppa sementara aku bibi??? Bukankah kita seumuran?!?"

Gangtae tak menjawab dan malah tertawa.

"Hyaaaa... kau tertawa huh? Menertawaiku huh??!" Moon Young melotot kesal.

Gangtae cepat-cepat berdiri dan bersembunyi di balik mesin capit boneka, Moon Young tentu saja mengejarnya.

"Hyaaaa Moon Gangtae! Beraninya kau menertawaiku! Hyaaaaa... Kemari! Cepat kemari! Kau mau mati huh?!? Kubilang kemari!" teriakan Moon Young menggema ke seantero zona permainan anak, namun Gangtae tak peduli, ia menggeleng sambil terus tertawa.

It is Okay to not be Okay 'Season 2'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang