"Pagi ini kau tidak kuliahkan?" Moon Young menatap suaminya dengan senyum berbinar-binar.
Ia sudah punya rencana rahasia nan istimewa.
"Iya, kenapa?" Gangtae yang sedang memasak nasi goreng di dapur tampak curiga.
"Tidak apa-apa. Aku suka saja suamiku ada di rumah! Hehe...." Moon Young berbisik seraya menepuk pantat Gangtae dengan genit menggoda.
Gangtae jelas kaget.
Ada apa dengan istrinya? pikirnya.
Apa dia akan bersikeras mengajaknya bercinta lagi?
Jujur saja, meski menurut penelitian, pria dikatakan lebih sering memikirkan seks daripada wanita, tapi bagi Gangtae, melakukan seks setiap hari terasa tak nyaman.
Dulu Moon Young tak seperti ini, sejak kehilangan calon adik Cimol, frekuensi seks mereka meningkat drastis.
Moon Young selalu meminta, memancing bahkan memaksa.
Tak peduli Gangtae seharian sibuk di kampus dan pulang dengan lelah, ia akan tetap minta dengan ekspresi merajuk nan manyun.
Dan tentu saja, sebagai pria normal serta suami yang mencintai istrinya, Gangtae tak tega untuk menolak.
Ia bukannya tak menikmati, ia sangat menikmatinya, karena saat lelah, Moon Young tahu cara mengambil alih dan memimpin permainan, namun jika dipikir-pikir, sikap istrinya memang terasa kurang wajar.
Gangtae jadi menerka-nerka, apa jangan-jangan monsternya kelelahan karena dipaksa terus bekerja?
Mmm....
"Kenapa melamun? Nasi gorengnya bisa gosong!" Moon Young menepuk pundaknya.
"Ah? Iya!" jawab Gangtae tergagap.
Ia kembali mengorak-arik nasi goreng di atas wajan agar matang merata.
Terdengar suara tangis Cimol dan teriakan Sangtae dari ruang baca.
"Gang... Gangtae... Gangtae... Cimol... Cimol buang air besar! Buang air besar! Bau! Ba... bau bau!"
"Iya Hyung! Sebentar! Tolong bagi ke setiap piring ya! Aku mau mengganti popok sekalian memandikan anak kita!"
"Hmm!" Moon Young mengangguk dengan senyum penuh arti.
🦋🦋🦋
Moon Young sedang menggosok punggungnya dengan sabun sambil bernyanyi-nyanyi saat Gangtae mengetuk pintu kamar mandinya dan berpamitan ke kampus.