Gangtae bergerak cepat mencari baju untuk istrinya kemudian dengan telaten ia melepas baju mandinya, membantunya mengenakan celana dalam, bra hingga dres panjang bermotif bunga, tak lupa ia memakaikannya mantel agar tak kedinginan.
"Gangtae...." Moon Young memegangi lengan suaminya dengan ekspresi kesakitan.
"Iya Sayang...." Gangtae tampak bersalah. Ia menyesal mengatakan semuanya.
Mungkin harusnya ia berbohong saja.
"Ayo Sayang! Pelan-pelan ya! Pelan-pelan...." Gangtae membantu Moon Young berdiri dan memapahnya keluar.
"Hyung... Hyung? Aku dan Moon Young pergi sebentar ya! Tolong jaga Cimol!" teriak Gangtae dari ruang tamu.
"Ke... keluar? Kemana?" Sangtae yang sedang bermain dengan Cimol segera berlari keluar dengan gopoh. Ditinggalkannya bayi gemoy yang sedang asyik menjilati kotak kondom milik yayahnya itu di dalam kolam mandi bola.
"Ke dokter, Hyung,"
"Dok... dokter? Dokter? Moon Youngie sakit? A... atau atau bayinya akan lahir? Ke... keponakanku akan lahir lagi?"
"Belum Hyung. Tolong jaga Cimol ya! Kami pergi dulu!" Gangtae buru-buru memapah Moon Young pergi.
Keduanya meninggalkan Sangtae dalam kebingungan dan kecemasan.
🦋🦋🦋
Gangtae sudah menceritakan semuanya ke dokter, ia juga sudah menunjukkan obat penenang keparat yang dikonsumsi Moon Young secara berlebihan.
Kini bersama istrinya yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan lengan berhias infus, pasangan suami istri itu menunggu hasil pemeriksaan keluar.
Jantung keduanya berdegup kencang. Keringat dingin tak henti mengembun dan jemari mereka gemetaran.
Cacat janin adalah hal yang mengerikan bagi orangtua manapun.
Moon Young menatap suaminya dengan resah.
Ia sungguh tak bisa tenang, beruntung obat yang diberikan dokter telah meredakan kram di perutnya.
"Sebentar lagi! Sabar ya! Mereka sedang memeriksa semuanya, secara total." Gangtae tersenyum menenangkan.
Jemarinya mengusap pelan wajah pucat Moon Young.
Kondisinya tadi mendadak drop karena syok. Stres juga membuat perutnya kram hebat. Gangtae bahkan sudah ketakutan jika bayi ketiga mereka akan menyusul kakak keduanya.
"Aku takut...." suara Moon Young bergetar.
"Tidak ada apa-apa. Tidak akan ada apa-apa...." tenang Gangtae lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia menggenggam dan menciumi tangan istrinya yang terasa dingin.
"Anak kita kuat Moon Young! Dia bayi yang kuat! Cimil kita kali ini tidak akan semudah itu tumbang. Ia bayi yang hebat!" Gangtae tersenyum padahal, sebenarnya hatinya terguncang.