Gangtae dan Moon Young terbahak sepanjang perjalanan memikirkan kegilaan dan kekacauan yang telah mereka buat di desa 'terkutuk' itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau saaaaangat keren! Hahaha...." puji Moon Young penuh kekaguman.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hahaha... dan kau saaaaangat licik! Dasar penyihir!" balas Gangtae.
"Kau pasti sangat menyukaiku sampai nekat melakukan hal segila itu. Iyakan? Iyakan?" Moon Young memberikan tatapan menggoda.
"Kemarilah!" Gangtae melambaikan tangannya.
"Aisssh!" Moon Young tersenyum sok malu-malu tapi menurut dengan mudah dan segera mencondongkan wajahnya, bersiap menerima kecupan di dahi atau di pipi, tapi alih-alih kecupan, Gangtae malah menyentil jidatnya.
"Aaaaccckkkk!!!" teriak Moon Young kaget.
"Hahaha...."
"HYAAAA!!! DASAR BAJINGAN! KENAPA KAU MALAH MENYENTIL DAHIKU???" Moon Young melotot sewot seraya mengusap-usap dahinya yang kini memerah.
"Hahaha... itu hukuman bagi wanita licik sepertimu! Beraninya kau menerima suapan dari pria lain dengan sok lugu hanya demi membuatku cemburu!" omel Gangtae, membuat Moon Young merapatkan mulutnya seketika, tak berani protes dan langsung pura-pura melihat sesuatu ke luar jendela.
~oOo~
Malam tiba, Gangtae menepikan mobilnya di tepi pantai berpasir putih dengan barisan pohon kelapa serta sebuah pulau kecil yang mengufuk di tengahnya.
Mereka dalam perjalanan pulang ke rumah.
Seperti janjinya, Gangtae akan memeriksakan Moon Young ke dokter di sana. Meski tak yakin jika kekasihnya itu sedang hamil tapi diam-diam Gangtae berharap ucapannya benar.
