BAB 4

4.6K 260 5
                                    

Assalamualaikum semuanya, alhamdulillah bisa update lagi

Vote dan komen ya teman-teman biar aku semakin semangat ngetiknya^^

BAB 4 [TAMU]

Selamat membaca semuanya ^^

****

Malam hari di kediaman Kyai Nadim. Sebuah mobil baru saja masuk ke dalam area pesantren, membuat beberapa murid-murid menenggok penasaran.

Wanita paruh baya dan laki-laki paruh baya turun dari mobil, diikuti oleh dua orang laki-laki yang juga turun dari mobil tadi.

Nera mengernyitkan keningnya bingung saat melihat beberapa santri yang ia ajar mengintip di jendela dan pintu.

Fyi, Nera bukan hanya sebagai santri di pesantren, Nera juga sebagai guru yang mengajar santri junior.

"Ekhm," dahem Nera.

Semua murid yang mengintip pun langsung kembali ke tempat duduknya.

"Ada apa?" tanya Nera.

"Itu Ning, ada tamunya Kyai yang baru saja masuk ndalem," jawab salah satu santri.

Ning, sebutan untuk anak dari Kyai. Kyai Nadim dan Umi' Ane menyuruh semua santri untuk memanggil Nera dengan sebutan Ning, karena Nera sudah beliau anggap sebagai anaknya sendiri.

Awal mula Nera mengajar santri junior, dirinya di panggil ustadza oleh santrinya. Nera sedikit aneh jika dipanggil ustadza, ia pun menyuruh santrinya untuk tetap memanggilnya dengan sebutan Ning.

"Lain kali jangan seperti itu, nggak sopan jika di lihat orang-orang, apa lagi di lihat dengan tamunya langsung," tutur Nera lembut.

"Iya Ning, afwan," balas mereka semua.

Nera mengangguk seraya tersenyum tipis.

"Lanjutkan nulisnya, dan persiapkan untuk yang belum setor hafalan," ujar Nera.

"Saya tinggal sebentar di ndalem, assalamualaikum," lanjut Nera.

"Waalaikumussalam," balas mereka semua.

Nera mengangguk, lalu keluar dari kelas.

****

Nera masuk ke dalam rumahnya melewati pintu samping, ia tidak mungkin masuk lewat pintu utama, terlihat tidak sopan.

Saat Nera ingin melihat siapa tamu yang datang, ia berpapasan dengan Umi' Ane.

"Sayang, kamu nggak ngajar?" tanya Umi' Ane.

"Ngajar Umi'," jawab Nera. "Katanya, ada tamu Umi'? Siapa?" tanya Nera.

"Iya, tamunya Abi," jawab Umi' Ane. "Kamu bantu Umi' bikin minum ya," lanjut Umi' Ane.

Nera mengangguk lalu berjalan menuju dapur bersama Umi' Ane.

"Tamunya banyak Umi'?" tanya Nera.

"Enggak, cuma ada satu keluarga," jawab Umi' Ane.

Nera mengangguk. Ia kembali menata teh dan cemilannya.

"Kamu bawa yang ini ya, Umi' bawa yang ini," ujar Umi' Ane dan diangguki Nera.

Nera dan Umi' Ane pun berjalan ke ruang tamu. Pertama yang Nera lihat hanya ada dua orang yang sedang berbicara dengan Kyai.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang