BAB 62

4.9K 350 30
                                    

Assalamualaikum semuanya ^^ selamat malam ^^

Part 62, sudah aku jelaskan di part sebelumnya kalau disini gak bakal lengkap dan bakal cukup jauh beda sama yang ada dikaryakarsa ^^

Jadi maaf kalau kedannya di sini gak nyambung-nyambung banget hehe ^^

Selamat membaca untuk kalian semua, oh ya link karuakarsa ada di bio profil ya ^^

BAB 62 [YANG SEBENARNYA]

Happy reading ^^

.
.
.
.

****

.
.

Lima orang remaja laki-laki tengah duduk di kursi tunggu dengan wajah resah dan khawatir. Diantara mereka semua, salah satu diantara mereka adalah Kalandra.

Tidak lama seorang dokter keluar dari ruangan.

"Dok gimana keadaan Riyan Dok?" tanya salah satu remaja tadi.

Dokter menampilkan wajah masamnya lalu menggeleng pelan membuat semuanya menatap Dokter tak percaya.

"Pasien ingin bertemu dengan Andra," ujar Dokter.

"Saya dok, saya," sahut Kala cepat.

"Silahkan masuk," ujar Dokter.

Kala mengangguk lalu mengimuti Dokter mask ke dalam ruangan.

****

Seorang laki-laki terbaring lemah dengan berbagai alat di dadanya. Terdapat begitu banyak bercak darah di baju yang dikenakannya.

"Yan, lo nggak papa kan?" tanya Kala khawatir, tangannya menggenggam tangan Riyan.

Riyan yang setengah sadar hanya menggeleng pelan.

"Lo kuat, lo pasti bisa, bertahan Yan," mohon Kala.

Riyan tersenyum tipis. "G-gu-e mo-hon sa-ma lo, to-long ja-ga Des-ta."

"Gue janji, gue bakal jagain Desta, tapi gue mohon lo bertahan," ujar Kala, tangannya semakin erat menggenggam tangan Riyan.

Riyan menggeleng pelan dengan senyum tipis diwajahnya.

"G-gu-e sa-ya-ng sa-ma Des-ta, ja-ga-in Des-ta, lin-dung-i Des-ta," ujar Riyan dengan napas yang semakin memberat.

"G-gu-e u-dah g-gak ku-at la-gi," lanjut Riyan dengan suara lirih dan terbata-bata.

"Yan, lo ngomong apa sih! Lo pasti bisa bertahan," cerca Kala menangis.

Napas Riyan semakin meberat, dadanya terasa semakin sakit.

"T-ti-tip Des-ta.. Nd-dra... " lirih Riyan.

"Yan... Lo.. " Kala tidak bisa melajutkan kata-katanya saat melihat Riyan yang membusungkan dadanya dengan mata yang hampir terpejam.

"Allah... " ucap Riyan, setelah itu matanya terpejam sepurna, tangan yang dipegang Kala langsung terlepas.

"Yan... Bangun Yan... " teriak Kala menggoncang-goncangkan tubuh Riyan.

Dokter langsung memeriksa Riyan, setelah itu melepas alat bantu pernapasan Riyan.

"Suster tolong catat, pasien atas nama Riyan meinggal pukul 15:20, tanggal 20 maret 2014," ujar Dokter.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang