BAB 38

5.5K 309 57
                                    

Assalamualaikum semuanya, selamat malam ^^

Cielah nungguin ya? Ehee sorry gaes, sibuk banget soalnua jarang buka hp juga jadi maapin ye :v

Btw sebelum baca ini siapain mental kalian ya, takutnya gak kuat :v

Okeh gass baca, eitss vote sama komen yang banyak atau aing bakal mogok update lagi :v
Canda og

BAB 38 [MENGAKHIRI]

Happy Reading ^^

.
.
.
.

****

Pukul dua pagi Nera terbangun, ia menoleh ke samping, tidak ada Kala. Samar-samar ia mendengar suara dari luar kamar.

Nera bangkit dari tidurnya dan mencari s mber suara. Nera membuka ointu kamarnya dengan hati-hati.

"Iya sayang, aku janji nanti aku kesana, temenin kamu seharian."

"Biarin, aku bolos sekolah demi kamu."

"Kamu segalanya Desta sayang..."

"Udah tidur lagi, masih terlalu pagi ini."

"Love you sayang."

Nera menatap punggung Kala dengan senyum miris. Sampai kapan pun Kala tidak akan pernah berubah, sekalipun sudah diberi kesempatan berkali-kali.

Brak!

Nera kembali masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu kamar cukup keras.

Kala yang terkejud pun langsung menoleh ke sumber suara. Tubuhnya menegang langsung.

'Shit,' umpat Kala dalam hati.

Kala langsung menghampiri Nera dan mencoba membuka pintu kamar Nera.

Tok tok tok

"Nei, buka pintunya," teriak Kala.

"Nei, buka pintunya, Mas mau ngomong," teriak Kala lagi.

Masih sama, tidak ada respon apapun dari Nera. Kala tidak menyerah, ia mendobrak-ndobrak pintu kamarnya.

"Nei, bukain pintunya atau Mas dobrak!" ancan Kala.

Kala hendak mendobrak pintu kamarnya tapi lebih dulu di buka oleh Nera.

"Nei, Mas ma-"

Ucapan Kala terpotong saat melihat Nera tidak memperdulikannya dan memilih langsung melewatinya.

"Nei, Mas mau ngomong," ujar Kala berusaha mencekal tangan Nera namun dicegah oleh Nera.

"Udah ada wudhu," ujar Nera tanpa menoleh.

Kala menghembuskan napas pelan. "Tunggu Mas kita jamaah."

Nera tak mengubris ucapan Kala ia berusaha untuk menahan air matanya agar tidak turun. Nera memakai mukenanya lalu menggelar sajadah.

"Ayo," ajak Kala yang sudah berdiri di depan Nera. 

Nera hanya mengangguk kecil, mau gimana lagi, sekarang dirinya sudha tidak sendiri. Sudah ada suami.

****

Setelah sholat dan murajaah, Nera langsung melipat mukenanya tanpa berbicara dengan Kala walau hanya sepatah kata.

"Nei," panggil Kala mendekat kearah Nera.

Nera diam, tidak mengubris panggilan dari Kala. Mendengar Kala memanggiknya saja membuat dadanya kembali sesak dan nyeri.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang