BAB 39

5.6K 280 50
                                    

Assalamualaikum semuanya, selamat malam ^^

Welcome back para pembaca ^^

Selamat membaca, jangan lupa vote dan komen yang banyak ya ^^

BAB 39 [HILANG]

Happy Reading ^^

.
.
.
.

****

Dua hari sejak kejadian pertengkaran Nera dan Kala, Nera tidak pernah muncul di hadapan Kala. Bahkan dua hari itu juga Kala seperti orang gila.

"ARGHHHH LO BODOH BANGET SIH!" teriak Kala mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

Brak!

Pintu rumah Kala terbuka lebar menampilkan kedua orang tua Kala yang terlihat begitu marah.

"Mama, Papa," gumam Kala.

Kala menghampiri kedua orang tuanya lalu menyalimi kedua orang tuanya namun lebih dulu ditepis oleh Reni.

"Ma," bingung Kala.

Memang, Kala belum menceritakan kepada kedua orang tuanya dan orang tua Nera jika Nera pergi dari rumah, lebih tepatnya kabur.

PLAK!

Bunyi nyaring menggelegar di seluruh ruangan rumah Kala. Reni dengan tak berperasaan menampar Kala hingga sang empu terenyuh ke samping dan terjatuh.

"DEMI ALLAH, MAMA NGGAK PERNAH DIDIK ANAK MAMA JADI LAKI-LAKI BRENGSEK DAN BAJINGAN KAYAK KAMU!" teriak Reni menunjuk-nunjuk wajah Kala.

Kala memejamkan matanya seraya mengusap pelan sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah karena tamparan dari Mamanya.

"M-mama apa-apaan sih!" seru Kala bangkit dari duduknya.

"KAMU MASIH TANYA KENAPA?! OTAK KAMU DIMANA HAH?! KALAU BUKAN ABANG KAMU YANG BILANG, MAMA SAMA PAPA NGGAK AKAN TAU HAL INI!" teriak Reni.

"Abang?" beo Kala.

Rizky merangkul pundak Reni dan mengelusnya, menenangkan sang istri.

"Istigfar Ma, istigfar," ujar Rizky.

"Anak ini gabisa dibiarin lagi Pa, kelakuannya udah kelewat batas! Selama ini Mama tau, tapi Mama diam, karena Mama tau gimana sifat Kala jika ditegur tanpa bukti nyata," seru Reni dengan napas memburu.

"Maksud Mama apasih, Kala nggak tau," frustasi Kala.

"Nera dimana?" tanya Rizky yang berahasil membuat tubuh Kala menegang.

"Gabisa jawab kan?" sinis Rizky.

Bugh!

Bugh! 

Bugh!

Bugh! 

Rizky langsung menghajar Kala habis-habisan. Tubuh Kala tergeletak tak berdaya di lantai, wajahnya bahkan terdapat banyak lebam.

"Dari kecil kamu sudah di didik untuk menghormati perempuan, bahkan disaat kamu mengambil keputusan untuk menikah muda, Papa memiliki harapan besar untuk kamu bisa menjadi contoh murid-murid Papa. Tapi nyatanya, sikap kamu tidak lebih dari seorang bajingan."

Setelah mengatakan itu, Rizky dan Rena pergi meninggalkan Kala sendirian tanpa membantu Kala untuk duduk di kursi.

"Ck ck ck, enak nggak pukulannya?" tanya Hafiz yang baru saja datang.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang