Assalamualaikum semuanya, selamat malam^^
Maaf telat update huhu, btw yang vote kok menurun sih? :( sedih banget jdinya :(
Huhuhu
BAB 66 [STATUS NERA]
Happy reading ^^
.
.
.
.****
"Assalamualaikum," ucap Kala dan Nera bersama.
"Waalikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," balas mereka semua.
Kala berjalan dengan Nera yang menggandeng lengannya, dan jangan lupakan bocah kecil yang berada di dalam gendong Kala.
"Kala.. Nera.. " seru Umi' Ane berkaca-kaca.
"A-andra... N-nera.. " lirih Desta menatap mereka berdua terkejud, terlebih lagi Nera yang menggandeng lengan Kala.
"Ya Allah Nera," pekik Umi' Ane menghampiri Nera dan memeluknya.
Nera melepas gandengan tangannya dan membalas pelukan Umi' Ane. Walaupun selama ia menghilang masih berkomunikasi dengan Umi' Ane, tapi rasa rindu itu masih ada dan belum bisa tersampaikan.
"Ya Allah sayang... Umi' kangen banget sama kamu, akhirnya kamu mau kembali," isak Umi' Ane seraya melepas pelukannya.
Nera tersenyum tipis, ia mengambil tangan Umi' Ane lalu diciumnya.
"Nera," panggil Kyai Nadim menatap sendu putrinya.
"Abi." Nera langsung menghampiri Kyai Nadim, mencium punggung tangannya dan memeluknya.
"Masyaallah, Alhamdulillah, akhirnya kamu kembali lagi nak," ucap Kyai Nadim mengelus kepala Nera.
Nera tersenyum tipis, ia beralih menatap kedua Abangnya yang menatapnya tanpa kedip.
"Bang Afif sama Bang Hasan nggak kangen Nera?" tanya Nera.
"Ya Allah Nera! Ini beneran kamu kan? Abang nggak mimpi kan?" tanya Hasan.
Nera terkekeh kecil seraya menggeleng. "Ini Nera Abang."
Baru saja Hasan ingin memeluk Nera tapi sebuah lengan langsung menghadangnya membuat sang empu berdecak.
"Bukan mahram!" peringat Kala.
Hasan memutar bola matanya malas, ia menatap sengit ke arah Kala. Sedangkan Nera terkekeh, ia beralih menatap perempuan yang berdiri di sebelah Afif dengan perut besarnya.
"Ini Ning Mita kan? Istrinya Bang Afif?" tanya Nera menghampiri Mita.
"Masyaallah Ning Nera," pekik Mita langsung memeluk Nera.
"Eh eh, jangan kenceng-kenceng, kasian keponakanku nanti kepencet," kekeh Nera.
"Eh astagfirullah," kaget Mita, ia langsung melonggarkan pelukannya.
Nera kembali memeluk Mita. Mereka berdua memang sebelumnya sudah kenal, karena mereka pernah satu kelas waktu Nera pertama kali masuk pondok pesantren.
"Ya Allah kamu kemana aja selama ini Ra, kangen banget sama kamu," ujar Mita melepas pelukannya.
"Aku di sini," balas Nera terkekeh kecil.
"Kamu ini ya! Dasar bocil!" kekeh Mita.
"Bocil-bocil gini punya bocil lo," bangga Nera.
Mereka semua tertawa dan melupakan seorang perempuan yang berdiri di belakang dengan sorot mata marah, bingung, bercampur menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEIRA [TERBIT]
Teen FictionPlak! "Jangan pernah sebut Desta perempuan murahan!" Dikhitbah secara tiba-tiba oleh seseorang yang pernah ada dimasa lalu dan 2 tahun lost kontak? Itu lah yang dirasakan oleh gadis cantik berhijab panjanh yang sudah hampir empat tahun mengabdi di...