BAB 61

5.2K 364 27
                                    

Assalamualaikum semuanya ^^

Cie elah pada nungguin update nih??? Wkwkwk sorry ya, kemarin-kemarin gak sempet buka wattpad soalnya banyak kerjaan banget di real life huhuhu

Capcus yuk baca ^^

BAB 61 [KEMBALI]

Happy reading ^^

.
.
.
.

****

.
.

"Mas."

Deg! 

Langkah kaki Kala terhenti, tubuhnya menegang kaku. Jantungnya berdetak cepat, suara yang begitu ia rindukan masuk ke indra pendengarannya.

Kala langsung menoleh ke belakang, matanya langsung melebar, detak jantungnya semakin terpacu begitu cepat.

"Mas baru pulang?" tanya Nera berjalan mendekat kearah Kala yang diam seribu bahasa.

"N-nei... " lirih Kala kaku.

"Mas," panggil Nera lagi, tangannya menyentuh lengan Kala.

Spontan Kala terpenjat saat tangan Nera menyentuh lengannya, ia menatap Nera dengan mata memerah.

Grep!

Tubuh Nera sedikit terdorong kebelakang saat mendapat pelukan tiba-tiba dari Kala, untung saja Kala menahan tubuhnya dan Nera agar tidak jatuh.

'Ya Allah jika ini mimpi, hamba mohon jangan bangunkan hamba,' doa Kala dalam hati.

"Mas.. " lirih Nera bingung harus gimana.

"N-nei... Ini kamu kan?" tanya Kala melepas pelukannya, tangannya menangkup wajah Nera.

Nera mengangguk seraya tersenyum tipis.

"M-mas nggak mimpi kan? Mas nggak halu kan?" tanya Kala tergagu-gagu.

Nera menggeleng pelan, tangannya bergerak menyentuh wajah Kala, wajah yang selama lima taun tidak pernah ia tatap seperti ini.

"Ini Nera Mas, Mas nggak mimpi," ujar Nera tersenyum tipis.

Entah apa yang dirasakan Nera saat ini, seolah rasa marahnya dan kecewanya selama lima tahun ini hilang sekejab saat melihat tatapan kosong Kala.

Kala tidak dapat menahan air matanya lagi, ia langsung menarik Nera ke dalam pelukannya, memeluknya sangat erat.

"Terima kasih Ya Allah, terima kasih," gumam Kala terisak.

Nera ikut meneteskan air matanya dalam pelukan Kala. Rasa rindunya kini tersampaikan setelah begitu banyak rasa gengsi dan terhalang ego masing-masing.

Kala melepas pelukannya, ia langsung mencium kening Nera cukup lama.

"Jangan pergi lagi Nei, Mas mohon," pinta Kala lirih.

"Mas minta maaf Nei, maafin Mas," lanjut Kala kembali terisak, kepalanya menunduk.

Nera mengalihkan pandangnnya kearah lain, ia menguspa air matanya dan mencoba tersenyum. Ini bukan waktu yang tepat untuk membahas semua masalah itu.

"Mas istirahat dulu ya, pasti capek," ujar Nera.

Kala menggeleng dengan mata yang masih berair.

"Aku mau semua kesalah pahaman ini selesai Nei, aku mau jelasin semuanya," ujar Kala terisak pelan.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang