BAB 26

3.8K 207 39
                                    

Assalamualaikum semuanya, alhamdulillah bisa update lagi yeyyy ^^

Vote dan komen sebanyak-banyaknya ya teman-teman ^^

Spam komen dan bantu share yuk teman-teman^^

BAB 26 [KENYATAAN]

Selamat membaca ^^

.
.
.
.

****

Setelah dari rooftop Nera langsung ijin untuk pulang dengan alasan tidak enak badan. Walaupun sebenarnya dirinya tidak sepenuhnya bohong.

Nera mengalami morning sickness setelah turun dari rooftop. Ia tidak mau menimbulkan kecurigaan di sekolah, jadilah Nera beralasan jika maagnya kambuh dan ijin pulang.

Saat ini Nera berada di kamarnya, menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang menetralisir rasa mual di perutnya yang tak kunjung reda.

"Jangan rewel ya nak, jangan buat Ummah mual terus," gumam Nera seraya mengelus perut ratanya.

Tidak bisa dipungkiri jika kehadirannya membuat Nera begitu bahagia, bahkan bisa di bilang sangat bahagia.

"Gimana kalau Abi kamu tau nak?" lirih Nera mengelus perut ratanya.

Setik air mata turun dari pelupuk mata Nera membasi pipi mulusnya, memori-memori kejadian siang tadi berputar terus di otaknya.

Ceklek.

Pintu kamar Nera terbuka menampilkan Kala dengan wajah bingung dan penampilan acak-acakan.

Nera langsung menghapus air matanya dan bersikap tenang, berusaha tidak terjadi apa-apa.

"Assalamualaikum," ucap Kala lalu menghampiri Nera.

"Waalikumussalam," balas Nera seraya mencium punggung tangan suaminya.

Kala langsung merebahkan tubuhnya di sebelah Nera, memeluk tubuh Nera, membenamkan wajahnya di perut Nera

Nera menegang sekaligus bingung dengan Kala, kenapa suaminya tiba-tiba seperti ini?

"Kamu kenapa?" tanya Nera mengelus kepala Kala.

Kala tidak menjawab, ia malah semakin membenamkan wajahnya di perut Nera membuat Nera merasa sesak sendiri.

Nera mengigit bibir bawahnya, ia takut anaknya kenapa-napa karena kelakuan Kala.

"Mas, kamu kenapa?" tanya Nera seraya melepad pelukan Kala

Sejak beberapa hari yang lalu, Nera mengubah nama panggilan untuk Kala dengan sebutan 'Mas' karena terlihat tidak sopan jika memanggil suami dengan nama asli.

Kala melepas pelukannya lalu beralih menyandarkan kepalanya di kepala ranjang sama seperti Nera.

"Kamu dari mana aja? Tadi aku nyariin kamu di sekolah katanya kamu ijin pulang, beneran kamu ijin pulang?" tanya Kala.

Nera mengangguk sebagai jawabannya.

"Kenapa? Kok nggak bilang?"

Nera menggigit bibir bawahnya. "Tadi maag aku kambuh, jadi ijin pulang."

'Maafkan hamba ya Allah,' batin Nera.

"Astagfirullah, terus kenapa ditelpon nggak aktif?" tanya Kala sedikit frustasi.

"Ponsel aku mati, dan sekarang masih di cas," jawab Nera apa adanya.

Kala mengusap kasar wajahnya ia langsung memeluk Nera kembali, menenggelamkan wajahnya di perut Nera.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang