BAB 36

4.5K 232 30
                                    

Assalamualaikum semuanya, selamat malam ^^

Updatenya ngaret ya? Hehe lagi sibuk soalnya hehe ^^

Vote sama komen ya ^^

BAB 36 [MENGHINDAR]

Happy Reading ^^

.
.
.
.

****

Sore hari, Nera memilih untuk pulang ke pondok pesantren, rumah Umi' Ane dan Kyai Nadim. Jujur saja, hati Nera masih belum bisa berdamai dengan masalah tadi pagi.

Nera melangkahkan kakinya masuk ke ndalem. Terlihat cukup sepi, apa Umi' Ane dan Kyai Nadim tidak ada?

"Assalamualaikum," ucap Nera.

"Waalaikumussalam," balas beberapa santriwati yang ada di ndalem.

"Ning Nera," sapa salah satu santriwati.

Nera tersenyum tipis, ia berjalan menghampiri mereka semua, beberapa santriwati yang umurnya jauh lebih muda dan kelas awal mencium punggung tangan Nera.

"Umi' sama Abi kemana? Kok sepi?" tanya Nera.

"Umi' sama Kyai, ada acara di pusat pondok darul mustofa Ning," jawab santriwati.

Nera mengangguk paham. "Yaudah kalau gitu, saya ke dalam dulu, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Nera pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam dan menuju kamarnya yang sudah hampir satu bulan tidak ia tempati.

Nera menatap sekeliling, tidak ada yang berubah, hanya beberapa tempat yang kosong karena barang-barang Nera sudah tidak ada di sini lagi. Mungkin ada, hanya beberapa.

Nera mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Kenangan bersama kedua abangnya dan Umi' Ane serta Kyai Nadim terlintas di otaknya.

Setetes air mata turun dari pelupuk mata Nera, dadanya kembali sesak saat menyadari jika sekarang semuanya sudah berbeda.

"Nera kangen sama Abang," lirih Nera terisak.

"Bantu kuatin Umma ya Sayang, cuma kamu yang buat Umma bertahan," lirih Nera mengelus perutnya.

Nera melirik jam, pukul empat sore. Ia menghapus air matanya lalu bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamar manimdi untuk membersihkan badannya.

****

Siang hari Kala pulang ke rumah untuk mencari Nera, namun Nera tidak ada di rumah. Kala memutuskan untuk pergi ke kantornya sebentar karena sedari tadi ia mendapat telepon dari orang kantor.

Sore hari, Kala baru pulang ke rumahnya. Ia berharap jika Nera sudah pulang dan menjelaskan kejadian di runah sakit tadi.

"Assalamualaikum," ucap Kala masuk ke dalam rumah.

Rumahnya sepi dan terlihat gelap, lampu ruang tengah dan dapur mati. Kala menyalakan lampu di seluruh rumah, sekarang rumahnya sudah terang tidak gelap seperti tadi.

"Nei," panggil Kala setengah berteriak.

"Neira, kamu dimana sayang?" teriak Kala menyusuri seluruh rumah.

Di dalam kanar tidak ada, di dalam kamar mandi juga tidak ada, bahkan lantai kamar mandi terlihat kering.

"Nei, kamu dimana?" teriak Kala.

Kala mengacak-ngacak rambutnya frustasi saat tidak menemukan keberadaan Nera di dalam rumah.

Kala mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi Nera.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang