BAB 12

3.9K 202 4
                                    

Assalamualaikum semuanya, alhamdulillah bisa update lagi hihihi ^^

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya ya teman-teman ^^

Share juga ke teman-teman kalian siapa tau ada yang minat baca hehehe ^^

BAB 12 [SAH]

Selamat membaca semuanya ^^

.
.
.
.

****

"Saya terima nikah dan kawinnya Aneira Nalani binti Ghibran dengan maskawin tersebut tunai," ucap Kala dengan sekali tarikan napas.

"Sah?"

"SAH."

Detik itu juga semuanya sudah berubah, dari kehidupan hingga status. Semuanya berubah.
Nera, gadis yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas, kini telah sah menjadi seorang istri.

Setitik air mata turun dari pelupuk mata Nera setelah mendengar calon suaminya mengucapkan ijab kabul dengan sekali tarikan napas.

"Ayo sayang, kita keluar temui suamimu," ujar Umi' Ane seraya memegang pundak Nera.

Nera tersadar dari lamunannya, ia menghapus air matanya yang berada di pipinya lalu mengangguk kecil sebagai persetujuan.

Nera menggunakan dress kebaya warna putih, dipadukan balutan hijab panjang menutup dadanya dengan warna senada. Tidak lupa juga mahkota warna silver yang bertengger cantik di atas kepalanya.

Selangkah lagi Nera akan keluar dari kamar, namun seseorang lebih dulu datang menghentikan langkahnya.

Laki-laki berbadan tegap dengan rahang tegas berdiri tepat di depan Nera. Laki-laki berjubah putih dengan dipadukan jas hitam serta sorban yang melilit indah di kepalanya.

"Waduh, ternyata suaminya sendiri yang menjemput," goda salah satu ibu-ibu yang berada di kamarnya.

Ya, laki-laki tadi suaminya. Laki-laki yang beberapa menit yang lalu telah sah menjadi suaminya, laki-laki yang sudah mengucapkan kata-kata sakral beberapa menit yang lalu, Kalandra Nadeem Alhusayn.

Nera masih menunduk, tidak berani menatap suaminya. Ralat, bukan tidak berani, tapi dirinya belum sepenuhnya siap jika harus melihat wajah suaminya.

Seseorang yang pernah berada di masa lalunya kini telah sah menjadi suaminya. Hatinya terasa berkecambuk saat menyadari kenyataan itu.

"Ayo sayang cium tangan suamimu," suruh Umi' Ane yang berdiri di sebelahnya.

Nera menatap kearah Umi' Ane yang tersenyum dan mengangguk.

"Ayo," bisik Umi' Ane lagi dan diangguki Nera.

Nera mulai mengangkat wajahnya sedikit, terlihat sebuah tangan sudah terulur ke arahnya. Dengan ragu dan gemetar, Nera menerima uluran tangan suaminya lalu menciumnya.

Kala menadahkan tangannya dengan tangan satunya berada di atas ubun-ubun Nera lalu membacakan doa-doa.

Nera mengaminkan setiap doa-doa yang dibaca Kala.

Kala berjalan selangkah mendekat ke arah Nera lalu mencium kening Nera cukup lama.

"Assalamualaikum ya zawjati."

Deg.

Air mata Nera seketika langsung turun saat suara itu masuk ke indra pendengarannya. Nera menunduk dan langsung menghapus air matanya.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang