BAB 21

3.5K 183 15
                                    

Assalamualaikum semuanya, alhamdulillah bisa update lagi yeyyy ^^

Vote dan komen sebanyak-banyaknya ya teman-teman ^^

Minal aidzin wal faidzin buat semuanya ^^

BAB 21 [EGOIS]

selamat membaca semuanya ^^

.
.
.
.

****

Nera baru saja pulang dari sekolah, ia melihat sudah ada mobil Kala yang terparkir sempurna di parkiran mobil.

Nera yakin dirinya akan diserang dengan berbagai pertanyaan karena oulang terlambat dan tidak mengabari.

"Assalamualaikum," ucap Nera masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumussalam," jawab semua orang yang ada di ruang tamu.

Nera langsung menghampiri Kyai Nadim san Umi' Ane lalu menyalaminya.

"Kok pulang telat Ra?" tanya Kyai Nadim.

"Iya, kamu juga nggak ngabarin?" tambah Umi' Ane.

"Afwan Abi, Umi', tadi ada pelajaran tambahan buat persiapan ujian, di jalan juga ada sedikit kendala tadi. Dan maaf, ponsel Nera mati jadi tidak bisa memberi kabar," jelas Nera.

Kyai Nadim dan Umi' Ane mengangguk paham.

"Yaudah kamu ke kamar gih, suami kamu pasti khawatir," ujar Umi' Ane.

Nera mengangguk. "Yaudah Nera ke kamar dulu."

Nera pun langsung masuk ke dalam kamarnya, di lihatnya Kala tengah duduk di sofa dengan menatapnya datar.

"Assalamualaikum," ucap Nera.

"Waalaikumussalam," jawab Kala dingin.

Nera sedikit bingung dengan Kala yang mendadak dingin seperti ini. Apa karena ia tidak mengabari? Tapi tidak bisanya Kala akan seperti ini.

Nera menghampiri Kala lalu mengambil tangan Kala dan mencium punggung tangannya.

"Dari mana?" tanya Kala dingin.

"Sekolah, tadi ada pelajaran tambahan," jawab Nera apa adanya.

"Pelajaran tambahan atau pacaran?!" seru Kala menatap tajam Nera.

Nera memejamkan matanya mendengar suara Kala. Apa maksud ucapan Kala barusan?

"Maksudnya apa?" tanya Nera yang memang tidak mengerti.

Kala langsung melempar sebuah foto yang ada di tangannya dan membuat Nera tersentak kaget.

Nera langsung melihat foto yang di lembar Kala. Keningnya mengernyit saat melihat dirinya dan Abi sedang berjalan beriringan.

"Memang ada apa dengan foto ini? Tidak ada apa-apa kan? Toh ini cuma jalan biasa," ujar Nera tenang.

"Jalan biasa?!" seru Kala meninggikan suaranya.

Nera kembali memejamkan matanya mendengar suara tinggi Kala.

"Kamu hargai aku sebagai suami kamu nggak sih! Dengan etengnya kamu bilang cuma jalan biasa?! Siapapun orang yang lihat kamu jalan berdua dengan laki-laki itu pasti ngiranya kalian ada hubungan!" seru Kala menggebu.

Nera langsung menyeka air matanya yang luruh, ia menatap Kala yang menatapnya penuh amarah.

"Lantas bagaimana dengan Anda yang selalu berjalan dengan perempuan lain?" tanya Nera berani.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang