Assalamualaikum semuanya, Alhamdulillah bisa update lagi hihihi ^^
Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya ya, share juga ke teman-teman kalian siapa tau ada yang minat baca ^^
BAB 10 [PERSIAPAN]
Selamat membaca ^^
.
.
.
.****
Dirumah Umi' Ane dan Kyai Nadim disibukkan dengan berbagai kegiatan, dimulai dari dekor rumah, membuat jajan dan sebagainya.
Kabar pernikahan Nera langsung tersebar begitu cepat ke seluruh santriwan dan santriwati. Banyak yang mendoakan dan banyak juga yang iri, bahkan membicarakan yang tidak-tidak.
Nera, gadis itu duduk di pinggir tempat tidurnya, berkali-kali ia menghela nafasnya. Semua orang di pesantren sudah tau, itu artinya Nabil juga tau.
Tok tok tok
Ketukan pintu kamar mengalihkan pandangan dan pikiran Nera. Ia pun bangkit dari duduknya dan membuka pintu kamarnya.
"Umi'," ucap Nera saat melihat Umi' Ane berdiri di depan pintu kamarnya.
"Sayang, ada Nabil nunggu di ruang tamu," ujar Umi' Ane.
Nera sudah menduga, Nabil akan datang ke sini. Nera menatap Umi' Ane lalu mengangguk.
"Iya Umi'."
Umi' Ane tersenyum tipis lalu pergi dari kamar Nera. Helaan napas berat keluar dari mulut Nera.
Nera menutup pintu kamarnya dan pergi menghampiri Nabil.
****
"Bil," panggil Nera berjalan kearahnya.
Nabil mendongak, menatap Nera yang tersenyum tipis kearahnya.
"Tumben ke sini malam-malam?" tanya Nera.
Nabil memutar bola matanya malas, ia mendesah pelan.
"Lo tau tujuan gue ke sini," desis Nabil.
Nera tersenyum tipis mendengar ucapan Nabil. Dugaannya benar, Nabil udah tau soal pernikahannya yang akan di gelar beberapa hari lagi.
"Sepertinya udah nyebar banget ya berita itu?" tanya Nera dengan helaan napas beratnya.
"Ya menurut lo gimana? Lo Ning di sini, lo juga ustadza di sini, kabar kayak gini udah langsung nyebar hanya dalam hitungan detik doang! Gila lo ya!" seru Nabil kesal.
Nera menghela napas beratnya, ia menyenderkan kepalanya di kursi lalu memejamkan matanya sebentar.
"Ceritain semuanya!" pinta Nabil tak bisa dibantah dengan kedua tangan menyilang ke depan.
"Gue juga nggak tau kalau bakal kayak gini Bil," lirih Nera.
Nabil menghela napasnya, ia menatap Nera yang menatap kearah jari manisnya yang sudah ada cincin melingkar.
"L-lo udah tunangan juga?" tanya Nabil tak percaya.
"Semuanya begitu cepat Bil, hanya dalam hitungan menit," lirih Nera.
Nabil berpindah tempat duduk di sebelah Nera, ia memeluk Nera dari samping. Nera terlihat begitu rapuh.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Nabil lirih.
"Dia datang lagi Bil, ucapannya dua tahun lalu ia tepati Bil," lirih Nera dengan suara serak, menahan tangisnya.
"Maksudnya Ra?" bingung Nabil.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEIRA [TERBIT]
Teen FictionPlak! "Jangan pernah sebut Desta perempuan murahan!" Dikhitbah secara tiba-tiba oleh seseorang yang pernah ada dimasa lalu dan 2 tahun lost kontak? Itu lah yang dirasakan oleh gadis cantik berhijab panjanh yang sudah hampir empat tahun mengabdi di...