BAB 18

3.4K 179 11
                                    

Assalamualaikum semuanya, selamat malam ^^

Alhamdulillah, bisa update lagi yeyyy ^^

Jangan lupa vote dan komen yang banyak ya teman-teman ^^

JANGAN LUPA IKUT PRE ORDERNYA NOVEL KHITBAHMU YA TEMAN-TEMAN ^^ BISA LANGSUNG CEK INSTAGRAM AKU ^^

JANGAN LUPA IKUT PRE ORDERNYA NOVEL KHITBAHMU YA TEMAN-TEMAN ^^ BISA LANGSUNG CEK INSTAGRAM AKU ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 18 [TERSENYUM SIBALIK LUKA]

Selamat membaca ^^

.
.
.
.

****

Nera sudah sampai di rumahnya lebih dulu dari pada Kala. Ia langsung masuk kedalam kamarnya.

Nera menaruh tasnya di meja belajarnya, tatapan Nera terlihat begitu kosong. Nera terduduk di kursi belajarnya.

Netra matanya tertuju pada cincin yang melingkar di jari manisnya. Serpihan-serpihan acara pernikahannya terlintas di otaknya.

Setetes demi setetes air matanya turun membasahi pipi mulusnya. 

"Kalau kayak gini ujungnya, kenapa mengucapkan ijab?" lirih Nera.

Tok tok tok

Pintu kamar Nera di ketuk, membuat Nera sadar dari lamunannya. Nera langsung menghapus air matanya dan berusaha bersikap biasa.

Nera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Nera membuka pintunya dan berdiri laki-laki bertubuh tinggi.

"Assalamualaikum," ucap Kala.

"Waalaikumussalam," balas Nera.

Kala tersenyum tipis, ia menyodorkan tangannya dan disambut baik oleh Nera.

"Udah pulang dari tadi?" tanya Kala seraya masuk ke dalam kamar.

Nera menutup kembali pintunya, dan berjalan mendekat kearah Kala.

"Baru saja," jawab Nera.

Kala menganggukkan kepalanya, lalu melepas jaket dan sepatunya.

"Mau makan sekarang?" tawar Nera seraya meletakkan jaket dan sepatu Kala ke tempat lnya.

"Kamu udah makan?" tanya Kala.

"Nggak lapar," jawab Nera apa adanya.

"Makan sama aku ya," ujar Kala lembut.

Nera menggeleng pelan. "Kamu aja, aku masih belum lapar."

Kala menghela napasnya lalu menganggukkan kepalanya.

"Yaudah kamu ganti pakaiannya gih, kamu masih pakek seragam," ujar Kala.

Nera langsung menatap dirinya sendiri, ia baru sadar kalau dirinya masih menggunakan seragam sekolahnya.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang