Assalamualaikum semuanya, alhamdulillah bisa update lagi yeyyy ^^
Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya ya, share juga ke teman-teman kalian siapa tau ada yang suka ^^
BAB 7 [PATAH]
Happy reading semuanya ^^
.
.
.
.****
Sesuai dengan janjinya kemarin, Kala menemui orang tua Nera. Orang tua Nera meyambut baik kedatangan Kala. Kali ini Kala datang sendiri, karena kedua orang tuanya ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda, sedangkan Kakaknya ada kuliah sore.
Orang tua Nera semakin yakin untuk memberikan restu kepada Kala. Keberaniannya menghadap orang tua Nera dan meminta izin untuk menikahi Nera membuat orang tua Nera kagum, apa lagi diusia Kala yang masih bisa dibilang terlalu dini untuk membina rumah tangga.
Dalam pertemuan Kala dan orang tua Nera, Nera tidak hadir. Bukan tanpa sengaja Nera tidak hadir, melainkan Nera harus mengantarkan santrinya yang sedang melaksanakan lomba.
"Jadi nak Kala yakin mau mengkhitbah putri saya untuk dijadikan istri nak Kala?" tanya Ghibran.
"Insyaallah, atas izin Allah, saya yakin untuk mengkhitbah Nera, untuk saya jadikan istri dan ibu dari anak-anak kami nanti," jawab Kala tanpa ada keraguan sedikit pun.
"Saya merestui kamu," ujar Ghibran menepuk pundak Kala.
Kala sedikit terkejud dengan jawaban Ghibran yang langsung memberikan restu begitu saja.
"Mungkin kamu sedikit terkejud kenapa saya langsung memberikan restu untuk kamu," ujar Ghibran yang mengerti arti tatapan Kala.
Kala spontan mengangguk, membuat Ghibran terkekeh kecil.
"Saya sudah mendengar semuanya dari Kyai Nadim, bagaimana kamu. Dan setelah saya mendengar jawaban dari kamu, saya semakin yakin untuk memberikan restu kepada kamu," jelas Ghibran.
"Alhamdulillah, tabarakallah, terima kasih Om," ujar Kala dengan senyum mengembang, tak lupa juga ia menundukkan kepalanya sedikit.
Ghibran mengangguk seraya tersenyum tipis. Ghibran menepuk pundak Kala, membuat Kala menatapnya.
"Saya cuma pesan, jaga putri saya. Nera anak sekaligus putri kami satu-satunya, dan saya harap, kamu yang akan menggantikan saya untuk menjaga Nera setelah ini," ujar Ghibran penuh makna.
"Insyaallah, saya akan menjaga Nera sebagaimana Om menjaganya," balas Kala yakin.
Ghibran tersenyum tipis. "Walaupun saya sudah merestui kamu, bukan berarti jawaban dari Nera tidak penting. Semua saya serahkan pada Nera."
Kala mengangguk paham.
"Alhamdulillah, restu dari orang tua Nera sudah didapat, sekarang tinggal menunggu jawaban dari Nera," ujar Kyai Nadim.
"Insyaallah, besok Nera akan memberikan jawabannya," sahut Elma.
"Alhamdulillah, kalau begitu, besok nak Kala dan keluarga boleh datang ke sini," ujar Kyai Nadim.
"Besok saya dan keluarga akan datang ke sini," balas Kala membuat semua orang tersenyum.
****
Nera sekarang berada di dalam mobil bersama dengan santrinya. Mereka sedang menuju perjalan pulang setelah selesai dari perlombaan.
Drt... Drt... Drt...
KAMU SEDANG MEMBACA
NEIRA [TERBIT]
Teen FictionPlak! "Jangan pernah sebut Desta perempuan murahan!" Dikhitbah secara tiba-tiba oleh seseorang yang pernah ada dimasa lalu dan 2 tahun lost kontak? Itu lah yang dirasakan oleh gadis cantik berhijab panjanh yang sudah hampir empat tahun mengabdi di...