BAB 52

5.2K 363 39
                                    

Assalamualaikum semuanya, selamat malam ^^

Kok gak bisa ya 200 vote? Padahal yang baca bejibun 🙂 ya yaudah lah

Oke langsung aja, bedmud basa basi ygy

Semoga suka

Selamat membaca ^^

BAB 52 [BERAKHIR]

Happy reading
.
.
.
.
.



****

.
.

"UMMA... " teriak seorang anak kecil yang berlari menuju ke arah mereka semua.

Deg! Jantung Kala berpacu begitu cepat mendengar suara yang ia kenali. Kala langsung menoleh ke sumber suara, anak kecil dengan memakai jubah putih dan peci putih berlari menuju kearah mejanya.

Umma? Siapa Ummanya? Berbagai pertanyaan muncul dibenak Kala. Ia kenal dengan anak itu, anak yang tidak sengaja menabraknya hingga membuat celana dan sepatunya basah.

Abbi.

Abbi berlari kearah Nera dengan tangan kanan membawa arum manis.

"No, it's not like that's the language," tolak Nera saat Abbi ingin memeluknya.

Abbi yang sadar dengan ucapannya pun langsung menjauh dari Nera dengan menutup mulutnya.

"Afwan, Umma," ucap Abbi mengakui kesalahannya.

"Assalamualaikum Umma," lanjut Abbi.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," balas Nera diikuti oleh semua orang yang ada disana.

Abbi langsung mengambil tangan Nera menciumnya secara bolak-balik.

"Ra.. Ini siapa?" tanya Rema sedikit berbisik.

"Jangan-jangan bener, Nera udah nikah dan ini anaknya?" tebak Desta.

Nera tidak menjawab, dia hanya tersenyum simpul lalu mengangguk kecil.

"Nah kan bener Nera pasti lebih dulu," pekik Desta heboh.

Berbeda dengan Kala yang menegang dengan mata menatap intens keduanya. Kala tidak tau harus bersikap bagaimana, pikirannya mendadak blank.

Banyak berbagai pertanyaan yang terbelesit di benaknya. Nera sudah memiliki anak? A-apa itu artinya Nera sudah menikah lagi? Lantas bukankah dirinya dan Nera masih berstatus suami istri?

Nera tersenyum simpul lalu menatap anaknya yang masih berdiri disampingnya.

"Dari mana hmm? Sama siapa?" tanya Nera mengelus kepala Abbi.

"Jalan-jalan, sama Papa," jawab Abbi.

Papa? Ucapan Abbi bagai tombak yang menancap dihati Kala.

"Terus sekarang Pa-"

"Assalamualaikum," ucap seseorang yang baru saja datang dengan membawa beberapa paper bag.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab mereka semua.

"Ini Papa," ujar Abbi tersenyum cerah.

"Aksa!" pekik Desta dan Rema.

Deg! Jantung Kala kembali berdetak cepat, ia menatap Aksa yang tersenyum hangat kearah Abbi dan Nera membuat hatinya semakin tercubit nyeri.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang