Assalamualaikum semuanya, alhamdulillah bisa update lagi yeyyy ^^
Jangan lupa vote dan komen ya biar aku semakin semangat ngetiknya. Share juga ke teman-teman kalian siapa tau ada yang suka^^
BAB 5 [KHITBAH]
Selamat membaca semuanya ^^
****
"Kedatangan saya ke sini untuk mengkhitbah putri Kyai, Neira. Untuk menjadi pendamping hidup saya."
"Hah?!"
Deg!
Jantung Nera hampir copot, detak jantungnya begitu cepat, napasnya berhenti beberapa detik, tubuhnya menegang.
Nera dibuat tidak bisa berkata-kata, matanya menatap Kala dengan penuh tanda tanya. Apa maksud dari ini semua? Apa yang baru saja dia katakan?
"Apa nak Kala yakin? Bukan kah nak Kala masih sekolah?" tanya Umi' Ane sedikit ragu.
Kala mengangguk kecil. "Saya yakin Umi'."
"Dari kemarin, Kala ngebet minta dianterin ke sini. Katanya mau ngelamar anak kyai," ujar Tante Reni.
"Saya suka keberanian kamu untuk melamar putri saya," puji Kyai Nadim.
Kala tersenyum.
"Tapi, ada tapinya," ujar Kyai Nadim membuat senyum Kala sedikit memudar.
"Tapi, kenapa Kyai?" tanya Kala terlihat tidak sabaran.
"Sabar La, gak sabaran banget sih lo," goda Hafiz membuat Kala melotot kearahnya.
Semua orang terkekeh melihat Kala dan Hafiz, kecuali... Nera.
"Apa kamu yakin bisa membuat putri saya bahagia?" tanya Kyai Nadim.
"Insyaallah, saya bisa membuat Nera bahagia," jawab Kala yakin.
"Apa kamu mampu untuk menjaga putri saya? Menjaga dalam artian, menjaga kehormatannya sebagai istri, menjaga nama baiknya dan keluarga."
"Insyaallah, saya mampu menjaga Nera."
Kyai Nadim mengangguk-ngangguk seraya tersenyum tipis.
"Kalau boleh tau, kamu punya apa sampai nekat untuk melamar putri saya?" tanya Kyai Nadim.
"Saya memang tidak memiliki harta yang banyak, bahkan bisa dibilang jika saya hanya mampu menghidupi Nera dengan uang pas-pasan. Tapi, saya mempunyai sholat, sholat dua rakaat sebelum sholat subuh," jawab Kala.
Kyai Nadim semakin mengembangkan senyumnya, bahkan Umi' Ane ikut tersenyum. Kedua orang tua Kala pun tak kalah, mereka juga tersenyum tipis mendengar jawaban anaknya.
Kyai Nadim mengisyaratkan untuk Kala duduk di sebelahnya.
"Kamu duduk sini," ujar Kyai Nadim.
Kala mengangguk, ia bangkit dari duduknya dan berpindah tempat duduk tepat di sebelah Kyai Nadim.
Kyai Nadim menepuk pundak Kala. "Saya kagum dengan kamu, usia kamu masih dini, tapi mampu melamar putri saya."
"Niat baik, nggak baik jika harus ditunda," ujar Kala membuat semua orang terkekeh.
"Bisa aja kamu," kekeh Kyai Nadim. "Kamu beneran yakin? Mau mengkhitbah putri saya?" tanya Kyai Nadim lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEIRA [TERBIT]
Teen FictionPlak! "Jangan pernah sebut Desta perempuan murahan!" Dikhitbah secara tiba-tiba oleh seseorang yang pernah ada dimasa lalu dan 2 tahun lost kontak? Itu lah yang dirasakan oleh gadis cantik berhijab panjanh yang sudah hampir empat tahun mengabdi di...