BAB 28

3.7K 181 10
                                    

Assalamualaikum semuanya, selamat malam ^^

Maaf ya telat update huhuhu 😖

Yang udah nungguin cung 😔☝

Vote sama komen jangan lupa ya, votenya dikit aku ulur updatenya 😔🙏

BAB 28 [NGIDAM?]

Selamat membaca semuanya ^^

****

Nera terbangun pukul dua pagi, ia melirik Kala yang madih terlelap dengan tangan yang melingkar sempurna di perutnya.

Nera menguap kecil seraya menggeliat pelan. Mendadak perutnya terasa mual, Nera menutup mulutnya, berusaha menahan gejolak aneh.

Nera memindahkan tangan Kala dengan hati-hati lalu dirinya berlari menuju kamar mandi.

Huek... Huek... Huek...

Nera terus memuntahkan cairan bening yang bergejolak di perutnya.

Setelah dirasa perutnya sudah mendingan, Nera membasuh mulutnya dan mencuci tangannya.

Nera memandang wajahnya di cermin, helaan napad berat keluar dari mulutnya. Tangannya bergerak mengelus perut ratanya.

"Kamu yang kuat ya nak," gumam Nera lirih.

Nera memutuskan untuk keluar dari kamar mandi dan membangunkan Kala untuk sholat tahajud.

"Mas... Bangun, tahajud dulu." Nera mengguncang-guncangkan tubuh Kala pelan.

Kala menggeliat pelan saat merasa seseorang mengusik tidurnya.

"Kenapa?" tanya Kala dengan suara seraknya khas bangun tidur.

"Bangun dulu, waktunya tahajud," ujar Nera.

Kala mengangguk seraya mengucak matanya, ia bangkit dari tidurnya lalu mencium singkat pipi Nera.

Nera langsung melotot dan menatap horor Kala.

"Morning kiss," cengir Kala.

Nera berdecak kesal lalu bangkit dari duduknya.

"Wudhu dulu, aku mau siapin alat sholatnya," ujar Nera.

Kala mengangguk kecil lalu bangkit dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi.

Nera menyiapkan tempat sholatnya dan mengambilkan baju kokoh, sarung, serta peci milik Kala.

Setelah Kala keluar dari kamar mandi, ganti dirinya yang masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Mereka berdua melaksanakan sholat tahajud berjamaah dan akan dilanjut murajaah sembari menunggu waktu subuh.

Nera memang memiliki hafalan yang biasanya akan murajaah bersama Umi' Ane dan Kyai Nadim, tapi semenjak menikah dirinya murajaah dengan suaminya.

Kala? Laki-laki itu sendiri ternyata memiliki hafalan juga walaupun belum sepenuhnya 30 juz.

"Mimnya panjang sayang," koreksi Kala.

Nera pun mengulanginya lagi, setelah itu dirinya menghentikan kegiatannya membuat Kala menatapnya bingung.

"Kenapa? Kok nggak dilanjutin? Tinggal sedikit lo?" tanya Kala menatap Nera.

"Dilanjut besok aja ya? Atau nggak nanti aja," jawab Nera menatap Kala melas.

Kala mengerutkan keningnya bingung lantas dirinya tersenyum lalu mengangguk.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang