BAB 43

4.8K 292 398
                                    

Assalamualaikum semuanya ^^

Selamat malam ^^

Maaf ya telat update lagi sibuk soalnya hihi
Okeh langsung aja, jangan lupa vote dan komen yang banyak ya ^^

BAB 43 [LAGI?]

Vote dan komen ya teman-teman ^^

Happy reading ^^

.
.
.
.

****

Di sebuah rumah kecil di salah satu kota ternama di Yaman. Ruang lingkup yang dikelilingi orang-orang berilmu tinggi dengan pakaian begitu tertutup dan sangat terjaga.

"Ani, kamu makan sama minum susunya dulu nak," ujar perempuan paruh baya dengan pakaian serba hitam.

"Iya Bu," balas Ani keluar dari kamarnya dan menghampiri perempuan paruh baya tadi.

"Bagaimana keadaan kamu sekarang nak?" tanya Bu Arum.

"Lebih baik Bu, Ani mengucapkan banyak-banyak terima kasih karena sudah mau menampung Ani," ujar Ani tulus, matanya berkaca-kaca.

"Nggak perlu ngucapin terima kasih, Ibu ikhlas," balas Bu Arum.

Ani tersenyum haru. Ia mengambil susu yang sudah dibuatkan Bu Arum.

"Nak, apa kamu tidak mengabari suami kamu?" tanya Bu Arum hati-hati.

Ani meletakkan kembali gelasnya, ia menatap Bu Arum dengan senyum tipisnya lalu menggeleng.

"Ani masih sakit hati Bu, dia juga tidak hubungi Ani sama sekali Bu," jawab Ani lirih.

"Yang sabar nak, insyaallah sabar kamu akan membawa berkah. Tapi, mau bagaimana pun dia harus tau tentang kondisi kamu terlebih lagi ada ini," ujar Bu Arum dengan mengelus perut Ani yang sedikit membuncit.

"Ani takut Bu, Ani takut dia enggak mau nerimanya. Ani pernah dengar, dia tidak mau mengharapkannya hadir Bu," ujar Ani mulai terisak.

"Ya Allah," gumam Bu Arum, beliau langsung memeluk Ani.

"Bismillah nak, insyaallah atas izin Allah, pasti dia akan menerimanya. Kamu banyak-banyak berdoa untuk suami kamu dan banyak-banyak sabar dalam cobaan ini," ujar Bu Arum menguatkan Ani.

Ani mengangguk. "Terima kasih Bu."

"Kamu udah ngabarin keluarga kamu?" tanya Bu Arum seraya mengelus kepala Ani.

"Sahabat Ani yang bakal ngabarin ke keluarga Ani, Ani nggak hafal nomornya soalnya. Semua nomor ada di ponsel Ani yang hilang," jawab Ani.

Bu arum mengangguk paham.

"Yaudah kamu makan dulu, Ibu mau ngajar anak-anak dulu ya," ujar Bu Arum dan diangguki Ani.

****

Kala berangkat sekolah lebih awal, pukul enam pagi ia sudah sampai di sekolahnya. Ia memilih untuk ke kelas Nera terlebih dahulu.

"Assalamualaikum, permisi," ucap Kala masuk ke dalam kelas Nera.

"Waalaikumussalam," balas tiga orang yang ada di kelas Nera.

"Nera kemarin masuk?" tanya Kala.

Ketiganya serempak menggeleng.

"Udah hampir satu bulan ini Nera nggak masuk, guru-guru juga nggak pernah ngungkit-ngungkit dimana keberadaan Nera," ujar salah satu diantara mereka bertiga.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang