Assalamualaikum semuanya, selamat malam ^^
Alhamdulillah bisa update lagi hihihi, jangan lupa vote dan komen yang banyak ya ^^
Share juga ke teman-teman kalian siapa tau ada yang minat baca hehehe
BAB 11 [ABANG]
Happy reading semuanya ^^
.
.
.
.****
Hari sakral pun datang, hari dimana pernikahan Nera tiba. Semua orang berbondong-bondong berlarian ke sana ke mari menata dekorasi dan jamuan untuk para tamu.
Nera, gadis yang akan menjadi pengantin ini sedang berada di dalam kamarnya. Nera belum bersiap sama sekali, bahkan dirinya masih duduk termenung di depan meja riasnya.
Nera merasa jika semua ini masih mimpi. Nera yang selama hidup tujuh belas tahun tidak pernah berpikir untuk menikah diusia sedini ini, kini dirinya harus menikah diusia dini seperti ini.
Kala, laki-laki yang tidak pernah sama sekali ia pikirkan untuk menjadi pendamping hidupnya, laki-laki yang memberikan goresan luka dihati Nera, kini akan berstatus sebagai suaminua.
"Dek," panggil seseorang yang baru saja masuk ke dalam kamar Nera.
Nera menghapus bercak air matanya yang sempat turun tadi, ia menoleh ke sumber suara. Seorang laki-laki tampan berdiri diambang pintu kamar Nera.
Dia Hasan Akbar, anak kedua dari Kyai Nadim dan Umi' Ane. Laki-laki bertubuh tinggi, memiliki kulit putih, senyum manis, gigi gingsul, sangat tampan.
Dua hari sebelum acara pernikahan Nera, kedua anak Kyai Nadim dan Umi' Ane pulang dari pondok.
"Abang," panggil Nera.
Hasan tersenyum tipis, ia membuka lebar pintu kamar Nera lalu masuk ke dalam kamar Nera tanpa menutup pintunya.
"Kok belum siap?" tanya Hasan.
Nera tersenyum tipis. "Acaranya masih lama Bang, setelah sholat jumat."
Hasan mengangguk paham.
"Bang Afif mana Bang?" tanya Nera.
"Lagi bantu ngurus dekor di depan," jawab Hasan.
Nera mengangguk-ngangguk.
"Dek," panggil Hasan.
"Kenapa Bang?"
"Abang mau tanya sesuatu sama kamu boleh?"
Nera mengernyitkan keningnya. "Tanya apa?"
"Kamu menikah bukan karena terpaksakan?" tanya Hasan.
Nyes...
Hati Nera kembali berdenyut, kenapa abangnya yang satu ini seolah tau apa yang ia rasakan.
Nera menatap Hasan sebentar lalu mengalihkan pandangnnya menatap kembali dirinya dicermin.
"K-kok Abang tanya gitu?" bukannya menjawab, Nera malah balik bertanya.
"Kita emang jarang ketemu, tapi Abang tau gimana kamu Dek," ujar Hasan.
"Masih ada waktu, cerita sama Abang ada apa?" tanya Hasan seraya melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
Nera masih diem, tapi air matanya perlahan turun membasahi pipinya, membuat Hasan yakin jika ada sesuatu yang sudah terjadi.
"Apa perlu Abang bilang ke Umi' sama Abi buat batalin acara pernikahan kamu?" tawar Hasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEIRA [TERBIT]
Teen FictionPlak! "Jangan pernah sebut Desta perempuan murahan!" Dikhitbah secara tiba-tiba oleh seseorang yang pernah ada dimasa lalu dan 2 tahun lost kontak? Itu lah yang dirasakan oleh gadis cantik berhijab panjanh yang sudah hampir empat tahun mengabdi di...