BAB 22

3.4K 176 14
                                    

Assalamualaikum semuanya, selamat malam pembaca Neira ^^

Alhamdulillah bisa update lagi huhuhuhu ^^

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya ya teman-teman, spam komen kalau perlu xixixixi

BAB 22 [PIL KONTRASEPSI]

Selamat membaca semuanya ^^

.
.
.
.

****

Malam hari setelah berdebatan panjang mereka tadi siang, suasana masih terlihat dingin. Nera yang diam dan Kala yang fokus ke ponsel.

"Nei," panggil Kala.

Nera mengalihkan pandangnnya menatap Kala yang tersenyum kearahnya.

"Kenapa?" tanya Nera.

Kala bangkit dari duduknya dan berjalan mengambil sesuatu yang sudah ia beli sepulang dari sekolah tadi. Ah, ralat, sepulang dari rumah Desta.

"Minum ini," ujar Kala menyodorkan sebuah pil yang Nera yakin itu sebuah pil pencegah kehamilan.

Nera menatap Kala lalu menatap pil itu dengan tatapan kosong. Apa maksud Kala memberikan pil itu?

"Bukan apa-apa, aku cuma nggak mau kita ambil resiko sebelum lulus sekolah," ujar Kala yang melihat wajah bingung Nera.

Nera meramas sprei dengan kuat, menahan rasa sesak di dadanya. Jika itu alasannya, kenapa baru sekarang diberikannya? Kenapa tidak sejak awal?

Nera menerima obat itu lalu bangkit dari duduknya dan menyimpannya di laci. Nera menghapus kasar air matanya.

Kala menghela napas berat, ia yakin Nera terkejud dengan apa yang diberikan tadi. Sungguh hari ini diringa terlalu banyak memberikan sesuatu yang ia yakini menyakiti istrinya.

Kala menghampiri Nera lalu memeluknya dari belakang.

"Maaf, bukan maksud apa-apa. Aku cuma nggak mau pendidikan kita terganggu sebelum lulus. Aku mau kita selesaikan sekolah kita dulu," ujar Kala lembut.

Sekuat tenaga Nera menahan air matanya agar tidak jatuh, dadanya begitu sesak, napasnya sedikit tidak beraturan.

Nera melepas pelukannya lalu membalikkan badannya menghadap Kala.

"Nggak papa, aku ngerti kok," balas Nera tersenyum tipis.

Kala tersenyum, ia membelai lembut pipi Nera. Kala memajukan wajahnya berniat mencium Nera namun gagal karena suara ketukan pintu.

Tok tok tok

Kala menggeram kesal. Siapa yang berani mencoba mengganggu kegiatannya.

"Nera, Kala, makan malam dulu nak," teriak Umi' Ane dari luar.

Nera mendorong pelan tubuh Kala, membuat Kala mendengus sebal.

"Iya Umi'," balas Nera.

"Yaudah, kalian cepat ya, Abi udah nungguin," ujar Umi' Ane lalu pergi dari kamar Nera.

"Umi', udah manggil, waktunya makan malam," ujar Nera lalu keluar lebih dulu.

Kala berdecak kesal, hampir saja diringa ingin mencium istrinya tapi tidak jadi.

Kala pun mengikuti istrinya untuk pergi ke meja makan.

****

Keluarga ndalem makan malam bersama dengan tenang. Hari ini, baik Nera atau Kala hanya mengajar di sore hari saja, karena malamnya diisi oleh Umi' Ane dan Kyai Nadim sendiri.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang