BAB 37

4.4K 233 22
                                    

Assalamualaikum semuanya, selamat malam ^^

Jangan lupa vote dan komen yang banyak ya ^^

BAB 37 [PILIHAN]

Happy Reading semuanya ^^

.
.
.
.


****

Umi' Ane masuk ke dalam kamar Nera, terlihat kamar Nera lebih terang dari bisanya. Seseorang tengah duduk di deoan jendela dengan jendela yang masih terbuka.

"Assalamualaikum," ucap Umi' Ane.

Nera langsung menoleh, ia sedikit terkejud dengan kedatangan Umi' Ane yang tiba-tiba.

"W-Waalaikumussalam," balas Nera.

Umi' Ane tersenyum tipis, ia menghampiri Nera.

"Kok nggak bikang mau ke sini?" tanya Umi' Ane mengelus kepala Nera.

Nera tersenyum tipis lalu menunduk. "Maaf Umi'."

"Kok minta maaf? Kenapa putri Umi' ini?" tanya Umi' Ane mengelus lembut kepala Nera.

Bukannya menjawab, Nera malah memeluk Umi' Ane dan terisak dalam pelukannya.

Umi' Ane terkejud dengan apa yang dilakukan Nera. Ada apa dengan putrinya ini?

"Sayang, kamu kenapa nak?" tanya Umi' Ane khawatir, beliau mengelus punggung Nera.

Nera tidak menjawab, hanya suara isakan yang terdengar.

"Udah ya sayang, tenang ya," ujar Umi' Ane.

Umi' Ane membiarkan Nera untuk menangis sepuasnya terlebih dahulu. Jujur Umi' Ane begitu khawatir dengan kondisi Nera saar ini. Tidak biasanya Nera menangis seperti ini.

"Sudah tenang?" tanya Umi' Ane saat Nera melepas pelukannya.

Nera mengusap bercak air matanya lalu mengangguk.

"Kamu ada masalah dengan Kala?" tanya Umi' Ane lembut.

Tubuh Nera menegang, darahnya mendesir hebat di seluruh tubuhnya. Nera menatap Umi' Ane dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ada Kala di ruang tamu," ujar Umi' Ane tersenyum tipis.

"U-umi'," lirih Nera menatap Umi' Ane sendu.

Umi' Ane menggenggam tangan Nera lalu tersenyum hangat.

"Selesaikan masalahnya dengan kepala dingin nak, lari dari masalah bukan solusinya. Dalam rumah tangga Kerikil-kerikil kecil pasti ada," tutur Umi' Ane.

Nera menunduk dengan air mata kembali turun.

Tok tok tok

Ceklek

Pintu kamar Nera terbuka membuat kedua perempuan itu mengalihkan pandangannya menatap pintu. Di sana Kala dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

"Assalamualaikum," ucap Kala lirih.

"Waalaikumussalam," balas mereka berdua.

"Umi' keluar dulu ya nak, insyaallah Allah akan membantu mencari jalan keluar untuk kalian," ucap Umi' Ane mengelus kepala Nera lalu mencium puncak kepala Nera.

Nera masih terduduk di depan jendela dengan menunduk, sedangkan Umi' Ane bangkit dari duduknya dan menghampiri Kala.

"Selesaikan masalah kalian dulu, Umi' keluar," ujar Umi' Ane tersenyum tipis.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang