BAB 60

5.3K 425 340
                                    

Assalamualaikum semuanya, selamat malam ^^

Maaf banget telat update huhuhu, biasa sibuk sama dunia rl sama mood aku beberapa minggu ini sulit banget buat di ajak kerja sama huhuhu :(

Gas baca aja ya ^^

BAB 60 [KEMBALI SETELAH LIMA TAHUN SILAM]

Happy reading ^^
.
.
.
.

****

Nera berdiri di depan sebuah rumah dengan tangan kanannya menggandeng tangan mungil Abbi, sedangkan tangan kirinya mebawa tas yang lumayan besar.

Matanya menatap rumah yang ia tinggalkan selama lima tahun silam. Tidak ada yang berubah dari rumah itu, semuanya masih sama, hanya saja sekarang terdapat beberapa tumbuhan di halamannya.

Jika bukan karena paksaan Abbi, ia tidak mungkin senekat ini untuk datang ke rumah ini. Ucapan Abbi yang membuat Nera luluh dan menyetujui untuk datang ke sini.

"Ummah, ayo," ajak Abbi membuyarkan lamunan Nera.

Nera menatap Abbi yang tersenyum bahagia membuatnya ikut menyungging senyum. Nera mengangguk menyetujui ajakan Abbi.

Kakinya melangkah masuk ke dalam halaman rumah bersama Abbi yang terlihat antusias.

Tok tok tok

"Assalamualaikum," ucap Nera.

"Waalaikumussalam," balas seseorang dari dalam.

Ceklek.

Mata Nera bertemu dengan perempuan paruh baya yang membawa sapu dan kain kotor yang ada bahunya.

"Masyaallah, Nyonya!" pekiknya membuat Nera mengerjapkan matanya.

"H-hah?" bingung Nera. 

"Nyonya, istrinya Tuan Kala kan? Nyonya Nera?" tanya wanita paruh baya tadi.

Nera mengerjapkan matanya berkali-kali dengan wajah kebingungan, dalam benak ia bertanya-tanya. Siapa wanita ini? Kenapa ia bisa tau jika dia istrinya Kala?

"Kenalin Nya, saya Surti, pembantu di sini," ujar Bi Surti sopan.

"Ah, oh, iya," gagu Nera bingung harus menjawab apa.

"Masuk Nya, masuk, pasti Tuan seneng banget kalau Nyonya datang ke sini," ujar Bi Surti mempersilahkan Nera masuk.

Nera tersenyum canggung, ia masuk ke dalam rumah bersama Abbi. Untuk pertama kalinya, Nera datang ke rumahnya sendiri yang seolah dirinya sebagai seorang tamu.

Mata Nera menatap ke seluruh penjuru ruangan, terdapat beberapa foto pernikahannya bersama Kala yang terpampang jelas di dinding.

Tidak ada yang berubah selama lima tahun ini, semua masih sama, banya saja foto pernikahan yang dipajang jauh lebih banyak dari pada lima tahun yang lalu.

Pantas saja Bi Surti mengenalinya, begitu banyak fotonya pernikahan yang terpajang.

"Duduk dulu Nya, saya ambilkan minum," ujar Bi Surti membuyarkan lamunan Nera.

"Eh, nggak usah Bi," cegah Nera.

Bi Surti yang tadinya ingin melangkah ke dapur pun ia urungkan.

"Oh ya Bi, emm... Mas Kalanya ada?" tanya Nera.

"Tuan belum pulang Nya, biasanya Tuan pulang jam empat sore, tapi akhir-akhir ini Tuan sering pulang larut malam dan berangkat pagi-pagi," jawab Bi Surti.

NEIRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang