°˖✧ O1 : : forced

20.7K 1.4K 47
                                    

aku tau bagaimana cara kalian untuk menghargai karya seseorang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ini, seorang gadis berlari memasuki area gedung yang tidak ia ketahui namanya apa. Air matanya sudah mengalir deras melewati pipinya yang mulus. Dadanya sesak, saat mengetahui ayahnya akan pergi. Dalam artian pergi untuk selama lamanya.

Sebelum ke sana, gadis itu mendapatkan surat yang ayahnya buat dan tersimpan di atas meja belajarnya. Awalnya dia tidak curiga, tapi saat di akhir kata surat itu air matanya keluar begitu saja.

Ayahnya, yang telah menjaganya setelah ibunya pergi akan meninggalkannya juga. Dengan permintaan datang ke alamat yang ayahnya berikan di sana, dan setelahnya menyuruh sang anak untuk menuruti semua perkataan pria yang akan ia temui di sana.

Dengan langkah tergesa ia menaiki setiap anak tangga menuju atap gedung tersebut. Sampai tepat di depan pintu yang akan menghubungkannya ke rooftop, langkahnya memelan.

Perasaanya sudah campur aduk, antara takut dan juga penasaran apa yang terjadi di sana. Tangannya pun perlahan mendorong pelan pintu yang tidak di kunci itu sampai sedikit ada celah di antaranya yang bisa ia gunakan untuk melihat keadaan di dalam sana.

Dan tepat saat matanya melihat keadaan di sana, saat itu juga suara tembakan menggema menyakitkan telinganya.

Seluruh tubuhnya terasa kaku, matanya membulat sempurna dengan air mata yang perlahan keluar dari sarangnya.

Di sana, ayahnya baru saja di tembak oleh seseorang. Jelas, sangat jelas. Dia melihat kejadian itu di depan mata kepalanya sendiri.

Gadis itu perlahan berjalan mundur, ingin segera pergi dari sana sebelum orang orang itu mengetahuinya dan berakhir ikut di bunuh.

Tapi sayang sungguh sayang, sepertinya Tuhan sedang tidak berpihak padanya.

Karena saat melangkah menuruni tangga, tanpa sengaja tangganya menyenggol sebuah benda yang terbuat dari kaca hingga membuat benda itu jatuh, menimbulkan suara nyaring serta pecahanya yang berserakan di mana mana.

Mulutnya reflek ia tutupi dengan tangannya sendiri agar tidak berteriak, kakinya sudah bergetar dengan bibir yang ikut bergetar ketakutan.

Ia harap orang orang itu tidak mendengar suara pecahan yang dia timbulkan tadi. Karena kalau tidak, dirinya bisa habis saat itu juga.

Dan lagi lagi, sepertinya Tuhan dan takdir tidak berpihak padanya. Ketika kakinya ingin melangkah pergi, tanpa sengaja pecahan itu menusuk sandal rumahan yang dia pakai hingga menembus ke dalam sampai pada telapak kakinya.

Sial! Dia sungguh merutuki nasibnya malam itu.

Tidak lama kemudian sebuah teriakan memerintah terdengar dari balik pintu penghubung rooftop itu, dan membuat gadis itu reflek berjongkok ketakutan di pojokan tangga.

Jaemin's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang