°˖✧ 32 : : failed

5.8K 713 23
                                    

sebelum mulai baca alangkah baiknya tekan lebih dulu tombol bintangnya ya, kalo sudah baru kita lanjutkan baca nya kawand !!

selamat baca semoga suka ♡

selamat baca semoga suka ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Cklek

Jaemin kembali ke dalam ruangannya setelah melakukan meeting selama dua jam setengah, dia yakin Lenna pasti bosan menunggunya. Ini semua karena klien nya yang terlalu banyak bicara dan bertele tele, padahal tinggal tanda tangan saja untuk menyetujui kontrak kerjasama dengan perusahaan Jaemin.

Dan benar saja, begitu masuk ke dalam ruangan dirinya langsung melihat Lenna yang tengah tiduran telentang di atas sofa yang berukuran lumayan besar di dalam ruangan.

Kedua tangan wanita itu memegang ponselnya, yang sesekali berganti ke tangan kanan atau kiri karena merasa pegal.

Melihat itu lantas membuat Jaemin menggeleng gelengkan kepalanya. Sudah pasti Lenna bosan. Meja di depan sofa saja sudah di penuhi sisa sisa makanan yang mungkin tadi Lenna pesan dan di habisinya sendiri, cukup berantakan. Tapi tidak masalah, Jaemin akan menyuruh orang untuk membereskannya nanti.

"Tutupi pahamu," celetuk Jaemin dari arah kursi kerjanya setelah duduk.

Pluk!

"Akh!! Ish! Kau mengagetkanku saja!!" renggut Lenna kesal, karena terkejut dengan suara Jaemin sampai membuat ponsel yang dia genggam sambil tiduran itu terjatuh, dan menimpa wajah dengan begitu keras.

Mata Lenna memicing tajam pada Jaemin yang tengah duduk santai di kursinya, "sejak kapan kau di sana?!"

"Lima menit yang lalu," satu kaki Jaemin di tumpukan ke atas kakinya yang lain. Jaemin melirik posisi tiduran Lenna dengan paha nya yang tidak tertutupi karena rok pendeknya sedikit keatas, "tutupi pahamu Lenna."

Kening Lenna masih mengerut kesal, dengan sedikit kaget dan reflek Lenna mengubah posisinya menjadi duduk dan satu bantal sofa ia simpan di atas pahanya yang tidak tertutupi.

"Su–sudah. Hei! Kau bilang padaku paling lambat satu jam, tapi kenapa ini lebih?!" serang Lenna dengan mengalihkan pertanyaan.

Sebelah alis Jaemin terangkat, "kau merindukanku?"

Kedua pupil mata Lenna langsung melebar karena perkataan Jaemin, "ap–apa apaan!! Untuk apa aku merindukanmu?!"

Jaemin mengangkat kedua bahunya acuh, "siapa tau."

"Ish! Kau menyebalkan!!" kesal Lenna, "kau tau aku bosan menunggumu!!"

Pria itu terkekeh pelan, seraya melepas jas kantor nya Jaemin memperhatikan Lenna yang kembali fokus pada ponselnya.

"Jaem, kapan kita pul— astaga!" Lenna memekik terkejut karena tiba tiba saja pria yang ia ajak bicara sudah berdiri tepat di hadapannya.

Salivanya Lenna telan kasar kala tubuh Jaemin mencondong, yang refleks membuat Lenna mundur hingga bersandar pada punggung sofa. Dan hal itu membuat Jaemin tersenyum miring, kedua tangannya menumpu pada punggung sofa di belakang Lenna, membuatnya begitu dekat dengan wanita itu.

Jaemin's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang