°˖✧ 45 : : run away

4.3K 566 37
                                    

uhh makin rameee, yok part ini hrus di ramein jugaaa

bnyk yg gk rela ke Lenna
sma kok aku jga gk rela :(

so, ayo baca dan kasih jejaknya ya!!

btw maap ya blm bisa ksih dabel ap, part slanjutnya masih proses blm di revisi tkut ada kesalahan dan gk nyambung hehe

vote - komen - share
follow juga authornya oghey

pi riding . . . !

“ Tidak ada hal yang lebih menyakitkan dari rasa kecewa karena pengkhianatan ”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“ Tidak ada hal yang lebih menyakitkan dari rasa kecewa karena pengkhianatan ”

“ Tidak ada hal yang lebih menyakitkan dari rasa kecewa karena pengkhianatan ”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Brak!!

"Cukup bermain mainnya, Tuan Kim Minhee." Suara pintu yang di dobrak secara kasar di susul suara seseorang yang sangat Jaemin kenali terdengar di dalam ruangan tersebut.

Secepat kilat Minhee membalikkan badan menghadap sumber suara, sedangkan Jaemin memiringkan kepala agar bisa melihat siapa yang datang. Tapi tanpa melihat nya pun Jaemin sudah tau siapa orang itu.

Jimin sudah berdiri tepat di pertengahan pintu yang baru saja ia dobrak. Tatapan pria itu begitu menusuk dan tajam, satu tangannya menggenggam pistol yang di todongkan tepat pada Minhee.

Minhee mengumpat dalam hati, "pengganggu! Apa kau tidak takut padaku, Jimin??"

Tanpa ragu Jimin melangkah maju dengan tangan yang tidak turun pada posisinya, seringaian lantas hadir di wajah datarnya. "Bermimpilah, Minhee. Atau kau mau aku yang menidurkanmu selamanya?? Agar terus bermimpi."

Jawaban dari Jimin berhasil membuat Minhee naik pitam. Kedua tangannya terkepal kuat menahan kesal, dan dengan gerakan cepat pistol yang ia genggam di todongkan balik pada wajah Jimin yang tinggal beberapa jarak saja di hadapannya.

"Kau lupa kesepakatan kita?? Turunkan senjatamu!!" bentak Minhee, melotot tajam pada Jimin.

"Ah.. Kesepakatan ya?? Ups! Maaf kan aku, Tuan Minhee yang terhormat. Tapi aku tidak pernah menganggap itu sebagai kesepakatan.kita." Balas Jimin mengubah wajahnya menjadi pura pura tidak enak, lalu sedetik kemudian wajah datar kembali ia perlihatkan. "Karena sampai kapan pun aku tidak akan pernah sudi bekerjasama dengan bajingan tak berkelas sepertimu!"

Jaemin's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang