°˖✧ O9 : : punishment

12.7K 1K 21
                                    

cerita ini bakal slow update
maap ya

tpi kalian harus setia baca dan vote cerita aku loh yaaa!!

tar klo rajin vote aku bakal dabel up hehe

oke selamat baca semoga suka ♡

oke selamat baca semoga suka ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Jaemin tiba di korea pada pukul lima sore, kini Jaemin dan Jimin baru saja turun dari jet pribadinya. Sebelumnya mereka tidak langsung pulang ke korea, ayahnya meminta mereka untuk ke Dubai menemuinya dan di antar oleh helikopter.

Mau tidak mau mereka menurut, dan jam segini baru bisa tiba di korea.

"Jaem, aku menginap di rumahmu malam ini ya? Aku malas pulang, pasti bunda marah marah." Pinta Jimin, pada Jaemin yang baru saja memasuki mobil miliknya.

"Pulang ke rumah sendiri sana! Aku tidak terima tamu." Tolaknya mentah mentah.

"Ck! Aku sepupumu sialan! Ayolah biarkan aku menginap malam ini, sekalian aku ingin menemui Jaera. Pasti anakmu merindukanku," Jimin tidak ingin kalah terus mencari alasan agar sepupunya itu mengijinkannya menginap.

"Anakku lupa denganmu, sana pulang kerumahmu sendiri!" Jaemin hendak menutup pintu, tapi dengan cepat Jimin memutari mobil dan masuk lewat pintu di sebelahnya, membuat si pemilik mobil terkejut. "Go out!! "

"Keterlaluan!! Kau tau aku sedang mabuk tapi di suruh untuk membantumu dan menghentikan bom, gila saja! Kepalaku ingin pecah rasanya!!" rutuk Jimin, masih merasa kesal.

"Aku tidak menyuruhmu untuk membantuku."

"Kalau aku tidak ada di sana pasti kau telah tiada!"

Jaemin memutar bola matanya, "banyak bicara! Bawa kami ke rumahku." Suruh Jaemin pada supirnya.

Mobil pun melaju sesuai perintah, membuat Jimin di sebelahnya tersenyum penuh kemenangan, sedangkan Jaemin menampilkan wajah datar. Dia terlalu malas bertengkar dengan manusia spesies Jimin.

Perjalanan begitu hening, kedua pria muda yang tidak terlalu muda lagi itu sibuk pada pikirannya masing masing.

Mobil mereka berhenti begitu lampu lalulintas berubah menjadi merah. Kepala Jaemin bersandar pada kepala kursi penumpang, matanya menatap jalanan trotoar yang di lalui orang orang, begitu juga dengan zebra cross nya.

Mata Jaemin menajam dan sedikit dia sipitkan, kala indera penglihatannya melihat sosok wanita yang dia kenali sedang berjalan di pinggir jalan.

Senyumnya begitu mengembang bahagia, dan sesekali tertawa. Tapi bukan dia yang menjadi perhatian Jaemin, melainkan seorang pria di sebelahnya yang tengah tertawa bareng. Lalu dengan lancangnya mengusak rambutnya, atau mencubit pipinya, bahkan sampai mencium pipi atau kepalanya. Membuat Jaemin yang melihat itu kepanasan.

Jaemin's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang