°˖✧ 1O : : sleeping

12.7K 1K 47
                                    

WAJIB VOTE DULU SEBELUM BACA !!
TOLONG HARGAI AUTHOR NYA OKEY

SELAMAT BACA KAWAND

SELAMAT BACA KAWAND

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Jantung Lenna mulai berdetak kencang, pipinya memerah merona, dan matanya membelalak.

"Hukuman??" Lenna menahan nafas, saat merasakan nafas beraroma mint yang menerpa wajahnya.

Jaemin tersenyum miring, satu tangannya bergerak mengusap pipi kanan Lenna. Wajahnya sedikit di tundukkan agar semakin dekat dengan wajah Lenna, yang membuat gadis itu kembali menahan nafas.

"Iya. Kau mau apa hm?? Aku bisa melakukan hukuman apapun padamu, sekalipun yang dapat memuaskan." Bisiknya, menggoda.

Tubuh Lenna meremang, kenapa Jaemin berkata seperti itu, dan apa maksudnya yang dapat memuaskan?? Otak Lenna menjadi blank seketika.

"J-jaemin, turun lah. Tubuhmu berat," Lenna tidak berbohong karena tubuh bagian bawah Jaemin sudah menindihnya.

Jaemin tidak menghiraukan, bahkan kini pipinya yang di belai oleh Jaemin sudah turun ke rahang gadis itu, membelainya lembut dan sedikit sensual. Membuat darah dalam diri Lenna tiba tiba berdesir.

"Area mana saja yang telah dia sentuh??" tanya Jaemin, tidak memperdulikan permintaan Lenna tadi.

Keningnya mengerut, "kau meli—"

Cup

Jaemin mengecup pipi kiri Lenna, membuat perkataan gadis itu terpotong karena terkejut dengan gerakan tiba tiba tersebut.

Wajahnya dia jauhkan sedikit untuk melihat ekspresi Lenna. Dan benar saja saat dia mengangkat kepala untuk melihatnya, wajah Lenna sudah memerah dengan mata membulat sempurna.

"Di mana lagi??" seolah tidak melihat ekspresi itu, Jaemin kembali bertanya. "Ah, pasti pria itu juga mencium bibirmu."

"Hah?! A-apa tid—"

Cup

Kembali tanpa persetujuan dan kembali memotong ucapannya, Jaemin mengecup bibir Lenna. Hanya beberapa detik tanpa pergerakan, sebelum akhirnya bibir itu ia jauhkan.

Kedua bola mata Lenna seperti sudah ingin keluar, karena terlalu melotot.

Sebelum membiarkan gadis itu berkomentar, Jaemin langsung menelusupkan wajahnya di antara leher Lenna. Menghirup dalam aroma vanilla yang menjadi ciri khasnya, namun sedikit tercium bau minyak wangi seorang pria.

Mungkin milik kekasihnya, dan itu membuat Jaemin kembali kesal.

Tubuhnya memeluk tubuh Lenna di bawahnya, membiarkan badan mereka saling bersentuhan.

Wajahnya semakin di masukkan ke dalam ceruk leher Lenna, menempelkan hidungnya di kulit leher jenjang milik gadis itu.

"Kau harum aku suka, tapi sayang.... Sudah ada aroma pria lain di sini."

Jaemin's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang